Masyarakat di Jawa Timur percaya bahwa Lintang Kemukus atau Lampor muncul bersamaan dengan wabah penyakit dan mencari korban di Bulan Sapar pada malam hari.
Pakar Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono menyebutkan bahwa isu setan Lampor yang dibenak masyarakat tersebut sudah ada semenjak tahun 1960-an namun lambat laun cerita tersebut menghilang.
Baca Juga: Lakukan Ini dan Dapatkan Token Listrik Gratis untuk Oktober 2020 dari PLN, Melalui WA dan Website
Baca Juga: Selain Program Kartu Prakerja, Kemnaker Rekomendasikan Program JPS Padat Karya Untuk Prakerja
"Wabah penyakit dalam konsepsi lama direlasikan dengan peristiwa mistis, seperti pada hantu Lampor," Ujar Dwi Cahyono kepada Historia sebagaimana dikutip dari Isu Bogor.
Menurut Dwi, tidak sedikit pula masyarakat yang menyandingkan Lampor dengan kata pagebluk menjadi Pagebluk Lampor.
Lampor berasal dari kata Jawa Kuno, 'lampur' yang berarti mengembara atau bepergian. Sementara pagebluk memiliki arti sebagai penyebutan wabah penyakit.
Mitologi ini berkembang di setiap masyarakat sehingga memiliki penafsiran yang berbeda-beda dalam memahami Lampor atau Lintang kemukus.*** (Iyud Walhadi/Isu Bogor)