BERITA DIY - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan telah menemukan vaksin Covid-19 palsu yang beredar di beberapa negara. Lebih lanjut, vaksin palsu ini bisa berakibat fatal bagi masyarakat.
WHO berhasil menginvestigasi vaksin Covishield palsu di India dan Uganda. Atas penemukan itu, WHO mengambil sikap tegas dengan menarik perederan vaksin palsu Covid-19 tersebut.
Dilansir dari India TV News, produsen vaksin Covieshield asli, Serum Institute of India, mengonfirmasi bahwa dosis yang dilaporkan WHO itu adalah palsu.
Baca Juga: Syarat Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil dan Jenis Vaksin yang Digunakan
Lebih lanjut, WHO memperingatkan bahwa vaksin Covid-19 palsu dapat menimbulkan masalah baru bagi kesehatan warga dunia.
"Vaksin Covid-19 yang dipalsukan memicu risiko serius bagi kesehatan masyarakat global," tegas WHO, seperti dikutip dari laman India TV News, Kamis, 19 Agustus 2021.
Alih-alih vaksin memberikan kekuatan pada tubuh untuk menahan Covid-19, produk palsu justru memberikan kerentanan tambahan bagi manusia yang menerima suntikkan. Sehingga, penarikan dari perederan adalah keputusan yang tepat.
Sebagai informasi, vaksin Covishield merupakan suntikan dari AstraZeneca versi India. Pemerintah India memutuskan Covishield menjadi vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh negeri.
Terbukti, dosis vaksin Covieshield telah disuntikkan sebanyak 486 juta dosis di seluruh dunia sejauh ini.
Tak hanya di dunia, Covieshield juga handir di berbagai negara-negara di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Selatan sebagai bentuk kerja sama antar negara.
Baca Juga: Simak Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 Gratis di Stasiun KRL: Catat Jadwal, Syarat, dan Lokasi Vaksin
Sementara vaksin Covishield palsu yang ditemukan di Uganda memiliki kode 4121Z040 dengan tanggal kadaluarsa 10 Agustus 2021.
WHO menambahkan bahwa vaksin Covid-19 Covishield asli ditujukan untuk individu berusia 18 tahun ke atas untuk memberikan kekebalan tubuh agar virus corona tidak menyerang manusia.
Selain itu, WHO mengatakan penyuntikan vaksin asli harus sesuai dengan prosedur resmi dari WHO dan otoritas nasional dari masing-masing negara.
Dengan adanya laporan pemalsuan vaksin di India dan Uganda, WHO memperingatkan kembali kepada negara-negara di seluruh dunia untuk lebih waspada terkait kegiatan vaksinasi.
Organisasi Kesehatan Dunia itu menegaskan vaksin harus diperoleh dari lembaga atau pemasok resmi yang kemudian disalurkan kepada sentra atau tempat vaksinasi.
Demikianlah informasi tentang penemuan vaksin palsu oleh WHO di India dan Uganda yang dapat berakibat fatal kepada manusia.***