Teks Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia: Lengkap Bunyi Sila, Lambang, dan Maknanya

- 9 Februari 2021, 13:53 WIB
Lambang burung Garuda Pancasila sebagai lambang negara dan Pancasila sebagai idologi bangsa.
Lambang burung Garuda Pancasila sebagai lambang negara dan Pancasila sebagai idologi bangsa. /Twitter.com/@BPIPRI

BERITA DIY - Pancasila merupakan ideologi bangsa yang menjadi pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila hanya dimiliki oleh Bangsa Indonesia, oleh karena itu Pancasila benar-benar digali dari kepribadian Bangsa Indonesia.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, tentunya Pancasila tidak hanya harus dihafalkan saja melainkan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila terdiri dari 5 sila atau asas dasar yang masing-masingnya memiliki lambang dan makna yang berbeda namun saling berkaitan dan mendasari.

Baca Juga: Arti Semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani di Pendidikan

Mengaitkan sila Pancasila dari yang satu dengan yang lainnya menggunakan konsep hierarki piramida dimana sila pertama mendasari sila kedua, sila kedua mendasari sila ketiga, sila ketiga mendasari sila keempat, dan sila keempat mendasari sila kelima.

Berikut ini adalah bunyi 5 sila dari Pancasila:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
  5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Adapun lambang dan makna dari masing-masing sila adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Syarat dan Cara Dapatkan Gelar Insinyur untuk Bersaing Secara Internasional, Sarjana Teknik Harus Tahu Ini!

Baca Juga: Rumah Adat di Kepulauan Nusa Tenggara: Ada Rumah Adat Bali, Rumah Adat NTB dan Rumah Adat NTT

Ketuhanan Yang Maha Esa

Lambang dari sila Ketuhanan yang pertama dalam Pancasila adalah lambang Bintang Emas yang terletak di tengah-tengah perisai Garuda Pancasila. Bintang berwarna emas ini dimaknai niscaya sebuah cahaya yang menerangi link kehidupan Bangsa Indonesia.

Kerukunan dan kedamaian yang tercipta dari kebhinekaan yang ada diikat oleh tali toleransi dan saling menghargai dalam hidup bersama. Negara Indonesia bukan merupakan negara agama, namun adalah negara beragama yang artinya mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan dilambangkan dengan rantai 17 gelang yang saling terhubung tanpa putus. Hal ini dimaknai sebagai hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang harus saling memiliki rasa tenggang rasa dan tolong menolong tanpa pamrih dan diskriminasi.

Baca Juga: 21 Istilah Penting di Dunia Startup Digital Yang Sering Digunakan, Pengusaha Wajib Tahu!

Persatuan Indonesia

Sila ketiga Pancasila mengenai Persatuan dilambangkan dengan pohon beringin yang kokoh dan kuat. Pohon beringin dikenal sebagai tanaman yang memiliki akar tunggang yang kuat dan tertancap dalam.

Pohon beringin yang kokoh dan kuat mampu menjadi tempat berteduh dan berlindung bagi banyak orang. Oleh karenanya, Bangsa Indonesia harus memupuk rasa cinta tanah air layaknya akar yang tunggang dari pohon beringin dan tetap bersatu padu dalam naungan yang sama.

Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Lambang kepala banteng dipilih sebagai lambang dari sila keempat permusyawaratan karena filosofi banteng sebagai binatang kuat yang senang berkumpul. Dalam memecahkan masalah dan persoalan Bangsa Indonesia diharapkan seperti halnya para banteng yang berkumpul untuk memusyawarahkan keputusan terbaik atau mufakat.

Baca Juga: Sejarah Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2020, Simbol Perangi Wabah AIDS Akibat Virus HIV

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mengatasi Cegukan Dengan Cepat Akibat Kejang Otot Diafragma

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima dari Pancasila dilambangkan dengan padi dan kapas yang merupakan lambang dari kebutuhan pokok manusia yakni pangan dan sandang. Pangan dilambangkan dengan padi dan sandang dilambangkan dengan kapas.

Setiap manusia memiliki kebutuhan pokok yang sama, oleh karenanya bangsa Indonesia tidak boleh membedakan sesorang dari status sosialnya karena sejatinya masing-masing orang memiliki hak dan kewajiban yang sama.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x