Paslon Lawan Gibran, Bagyo Wahyono Lakukan Kampanye Door to Door Untuk Lebih Dekat Dengan Rakyat

5 Oktober 2020, 19:15 WIB
Paslon Bajo lawan Gibran-Teguh dalam Pilkda Solo /cirebon.pikiran-rakyat.com/Pikiran Rakyat

Berita DIY - Bagyo Wahyono merupakan peserta Pilkada sebagai Calon Wali Kota Surakarta (Solo) bersama pasangan Calon Wakil Wali Kota FX Supardjo lakukan kampanye kepada masyarakat Solo dengan strategi door to door.

Pilkada mendatang Bagyo-Supardjo (Bajo) akan bersaing dengan pasangan calon Ghibran-Teguh.

Paslon Gibran-Teguh sebelumnya telah menerjunkan juru kampanye (jurkam) yang berasal dari tokoh nasional, sementara Bajo tidak menggunakan jasa juru kampanye.

Baca Juga: Incar Eric Garcia Untuk Diboyong Ke Barcelona, Ronald Koeman: Sulit, Tapi Semoga Dapat

Meski pesaing gunakan Jurkam, Bajo nyatakan tidak gentar dan menyebutkan bahwa dengan strategi kampanye apapun masyarakat Solo dapat memilih calon pemimpin yang baik dan dapat membawa kemajuan bagi Solo lebih baik.

Bajo yang mengusung konsep 'koalisi rakyat' lebih memilih melakukan kampanye secara door to door dengan bantuan 'Tikus Pithi' yang merupakan julukan Jurkam mereka.

"Kita lebih mengedepankan door to door. Kalau mengarah ke jurkam, tetap kita menggunakan Tikus Pithi. Kita satu konsep, satu komando kita lebih mendekat dengan masyarakat," Kata Ketua II Tim Pemenangan Bajo, Sutrisni pada Senin, 5 Oktober 2020.

Baca Juga: Hasil Survei FSGI Kuota Belajar Tidak Termanfaatkan, Kemendikbud Harus Lakukan Evaluasi

"Door to door ini sebagai cara untuk mengetahui apakah ada warga yang masih menganggur," Sambung Sutrisna.

Selain menggunakan strategi kampanye door to door, Paslon Bajo juga telah melakukan safari kepada tokoh-tokoh masyarakat di Solo.

Safari politik dilakukan untuk meminta doa restu dan mengkampanyekan program-program selama lima tahun jika terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

Baca Juga: Anies Baswedan Terancam Turun Jabatan Dari Gubernur DKI Jakarta Karena Hal Ini?

"Intinya dengan program ini biar semua warga Solo membaca dan mendengar kita bukan cuma janji karena Tikus Pithi dididik, dibentuk dengan perjuangan, nasionalisme, Pancasilaisme dan agamis," Tutup Sutrisna.

Pilkada bukan sebagai ajang janji-janji politis, karena masyarakat sudah sangat kebal terhadap janji-janji yang pada akhirnya tidak terealisasi. Oleh karena itu, lebih dekat dan mendengar masyarakat menjadi prinsip dari Paslon Bajo.***

Editor: Nia Sari

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler