3. AstraZeneca: diberikan secara homolog
4. Moderna: diberikan setengah dosis secara homolog beserta heterolog (vaksin sebelumnya: AstraZeneca, Pfizer, dan Johnson and Johnson), syarat penerima di atas usia 18 tahun
5. Zifivax: diberikan secara heterolog (vaksin sebelumnya: Sinovac dan Sinophram), dengan jarak enam bulan setelah vaksin kedua
Baca Juga: Apa Itu Vaksin Booster? Untuk Siapa, Berapa Harga dan Syarat Dapatnya
Selain itu, Penny juga menjelaskan sedang menunggu finalisasi vaksin yang bisa digunakan heterolog/kombinasi di mana vaksin dosis ketiga ini bisa berbeda dengan suntikan primer pertama dan kedua yang dimiliki oleh seseorang.
Bagi penerima vaksin Sinovac dosis pertama dan kedua sedang dilakukan uji klinis terhadap vaksin heterolog, yaitu Pfizer, AstraZeneca, dan secara homolog yaitu Sinovac itu sendiri, meskipun BPOM kini sedang menunggu finalisasi.
"Yang sedang kita tunggu adalah heterolog, vaksin booster yang digunakan adalah jenis Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, di mana primernya atau sebelumnya adalah vaksin Sinovac," jelas Penny.
Uji klinis lainnya juga terhadap penerima AstraZeneca dosis pertama dan kedua, di mana sedang dilakukan penelitian terhadap booster secara heterolog, yaitu merk Pfizer dan Sinovac, atau secara homolog yaitu dengan AstraZeneca kembali.
Sementara vaksin lainnya yaitu Sinopharm sedang diuji klinis untuk mekanisme suntikan booster baik homolog dan heterolog.