Makna dan Filosofi Gunungan Wayang, Ada di Wayang Kulit hingga Wayang Golek, Simak di Sini

14 Maret 2022, 18:45 WIB
Ini dia makna dan filosofi Gunungan Wayang yang ada di Wayang Kulit maupun Wayang Golek. Simak penjelasan lengkapnya di sini. /Instagram.com/@wayangheritage

 

BERITA DIY - Ini dia makna dan filosofi gunungan wayang yang ada di wayang kulit maupun wayang golek. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Ketika kita menonton pertunjukan wayang, kita pasti akan melihat dalang menaikkan sebuah layar berbentuk gunung saat membuka pertunjukan maupun menutup pertunjukan.

Uniknya, hal tersebut tak cuma dilakukan di satu jenis pertunjukan wayang saja, melainkan juga ada di wayang kulit maupun wayang golek.

Baca Juga: Makna Kata Implementasi dalam KBBI dan Menurut Pendapat Para Ahli Bahasa dan Ahli Politik

Sebuah layar berbentuk gunung tersebut dinamai gunungan wayang yang tak hanya menjadi pembuka dan penutup saja, tetapi juga memiliki makna dan filosofi yang dalam.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kebumenkab.go.id pada Senin, 14 Maret 2022, simak makna dan filosofi gunungan wayang di bawah ini:

Makna dan Filosofi Gunungan Wayang

Pertunjukan wayang memang diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Pulau Jawa. Namun, tak banyak orang yang mengetahui bahwa wayang merupakan pertunjukan yang sarat makna.

Baca Juga: Cara Dapat Logo Halal BPJPH serta Penjelasan Mengenai Filosofi dan Makna Logo Baru dari Kemenag

Dari mulai isi cerita, penokohan, latar tempat, dan seluruh elemen dalam pertunjukan wayang tidak dibuat asal-asalan. Para pendahulu menyisipkan berbagai makna dan filosofi ke dalamnya.

Salah satu yang jarang disorot adalah keberadaan gunungan wayang. Gunungan wayang sendiri bukanlah gambaran dari suatu tokoh pewayangan yang memiliki bentuk wajah dan perawakan seperti manusia.

Gunungan wayang merupakan sebuah layar berbentuk gunung yang dilengkapi dengan lukisan yang mewakili alam semesta. Lukisan di atas gunungan wayang mengandung banyak makna.

Baca Juga: Filosofi dan Makna Logo Halal yang Baru Diresmikan, Berikut Penjelasan Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham

Dikutip dari laman kebumenkab.go.id, berikut rincian lukisan di atas Gunungan Wayang:

- Rumah atau balai dengan lantai bertingkat tiga dengan hiasan lukisan Kamajaya berhadapan dengan Dewi Ratih pada bagian pintu.

- Lukisan dua raksasa yang saling berhadapan dengan menenteng senjata berupa pedang atau gada lengkap dengan tamengnya.

- Dua ekor naga bersayap.

Baca Juga: Apa Arti SImbol Huruf Z yang Dipakai Tentara Rusia dalam Perang ke Ukraina? Ini Makna dan Penjelasannya

- Gambar hutan belantara yang dihiasi dengan berbagai satwa.

- Lukisan seekor harimau yang berhadapan dengan seekor banteng.

- Sebuah pohon besar di tengah hutan yang sedang dililit seekor ular.

- Citra kepala makara di tengah pohon.

- Lukisan dua ekor kera dan seekor lutung di atas ranting.

- Lukisan dua ekor ayam alas yang sedang bertengger di atas cabang pohon.

Baca Juga: Arti Kata Pantek Tak Sekedar Umpatan Tapi Memiliki Arti Lain: Makna dalam Bahasa Indonesia, Batak, dan Madura

Bentuk dari gunungan wayang sendiri ialah mengerucut ke atas. Filosofi dari bentuk gunung tersebut adalah kehidupan manusia yang semakin lama harus semakin mengerucut kepada sang pencipta.

Di mana manusia harus mempraktikkan filosofi manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan sehari-hari, yang maknanya adalah menyatukan seluruh unsur kehidupan kepada sang pencipta.

Keberadaan lukisan alam serta dengan satwa, hutan, hingga sebuah rumah di atas permukaan gunungan wayang adalah perlambangan bahwa manusia harus hidup tenteram dengan alam sekitar.

Baca Juga: Nama Anak Laki-Laki Terdiri dari 3 Sampai 4 Kata Memiliki Arti dan Makna yang Indah

Tak hanya saling menjaga sesama manusia, tetapi manusia juga harus menjaga alam beserta seluruh isinya. Disimpannya gunungan wayang di awal setiap pertunjukan wayang menunjukkan bahwa ketenteraman lah yang membuka dinamika kehidupan.

Demikian makna dan filosofi gunungan wayang yang ada di dalam pertunjukan wayang, baik wayang kulit maupun wayang golek.***

Editor: Muhammad Suria

Tags

Terkini

Terpopuler