Memori Berdarah di Timor Leste Saat Ramos Horta Hampir Mati Ditembak, Rakyat Merasa Dianaktirikan

- 27 September 2020, 06:49 WIB
Ilustrasi foto. Kemarin, isu Timor Leste bergabung dengan Indonesia, Terungkap  Dirampok saudaranya sendiri Australia
Ilustrasi foto. Kemarin, isu Timor Leste bergabung dengan Indonesia, Terungkap Dirampok saudaranya sendiri Australia /ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Melalui panglima angkatan perang Falintil, Brigjen Taur Matan Ruak, Alfredo dipecat karena dianggap membangkang.

Kecewa dengan pemerintahannya, Alfredo bersama 600 tentara Falintil Desertir dan menyatakan perlawan dengan membentuk Gastao Salsinha atau angkatan perang Timor Leste Barat.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Tahap 4 Cair ke Bank BRI BNI Mandiri BCA, Cek Namamu via SMS dan WA

Gastao Salsinha lantas melakukan serangkaian serangan terarah kepada markas-markas militer Falintil

Hasilnya Falintil porak poranda karena Alfredo dan rekan sejawatnya Mayor Augusto Araujo pernah mengenyam pendidikan militer formal di Australia, mereka tentara elite!

Kondisi semakin diperparah ketika Gastao Salsinha melakukan kontak dengan geng-geng bersenjata di Timor Leste.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Banpres UMKM Rp 2,4 Juta Sangat Mudah Cukup Bawa KTP, Ini Syaratnya

Geng-geng bersenjata itu diperintahkan untuk membuat kekacauan di Timor Leste dengan menjarah apapun yang ada di ibu kota Dili

Karena tak sanggup lagi menahan gempuran akhirnya Jose Ramos Horta yang kala itu menjabat sebagai presiden Timor Leste meminta dukungan ke militer Australia.

Australia lantas mengirim personelnya ke Timor Leste.

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin

Sumber: Sydney Morning Herald Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x