Network
BERITA DIY - Saat ini banyak yang cari rencana Tol Malang - Kepanjen, peta Tol Malang - Blitar, Tol Kediri Tulungagung kapan dibangun, pintu masuk tol Blitar dan harga pembebasan lahan.
Ketahui Malang - Blitar - Kediri - Tulungagung bakal tersambung 3 tol berikut, desa mana yang terdampak? Ini rute jalan tolnya.
Warga Jawa Timur, khususnya yang berdomisili di Malang, Blitar, Kediri, Tulungagung, dan Trenggalek, tentu telah mendengar berita gembira terkait proyek infrastruktur baru.
Berbagai inisiatif oleh pemerintah saat ini sedang digaungkan guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di kawasan tersebut.
Jalur Tol Kepanjen-Tulungagung
Proyek ambisius yang tengah dijalankan adalah pembangunan jalur Tol Kepanjen-Tulungagung. Sebuah rencana megah dengan panjang sekitar 32 kilometer yang akan menghubungkan tiga kabupaten penting.
Pembebasan lahan sudah dimulai, melibatkan 24 desa di lima kecamatan di Kabupaten Blitar, dengan total area sekitar 269,3 hektar.
Jalur Tol Agungblijen (Tol Tulungagung-Blitar-Kepanjen)
Proyek tol kedua adalah Tol Agungblijen. Dengan rencana panjang mencapai 99,91 kilometer, tol ini akan melintasi 43 desa di tujuh kecamatan termasuk Rejotangan, Ngunut, Sumbergempol, Boyolangu, Kedungwaru, Gondang, dan Tulungagung.
Pihak berwenang telah berkomitmen untuk melibatkan masyarakat setempat dalam tahap perencanaan, dan dana pembangunan diharapkan akan didukung oleh Asian Development Bank (ADB).
Jalur Tol Tulungagung-Trenggalek
Meskipun diumumkan pertama kali pada tahun 2018, informasi mengenai jalur tol Tulungagung-Trenggalek masih menjadi misteri.
Namun, harapan tetap tinggi bagi warga lokal, mengingat dampak positif yang dapat dihasilkan dari proyek ini.
Sementara itu, Jalan Lintas Selatan (JLS) telah berhasil memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di wilayah Jawa Timur, di mana menghubungkan Trenggalek Tulungagung.
Jalur Tol Kediri-Tulungagung
Kabar lain yang tak kalah menariknya adalah rencana pembangunan jalur tol Kediri-Tulungagung. Proyek ini dianggap strategis, terutama sebagai akses ke bandara baru di Kediri dan wilayah lainnya di Jawa Timur bagian selatan.
Proses pembebasan lahan sedang berlangsung, melibatkan tiga kecamatan di Kabupaten Kediri. Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah memulai pembayaran kompensasi kepada pemilik lahan yang terkena dampak.
Semua rencana pembangunan infrastruktur ini tidak hanya mencerminkan tekad pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, tetapi juga sebagai upaya konkret meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Meskipun belum ada kepastian kapan proyek-proyek besar ini akan dimulai, harapan dan optimisme tetap tinggi di kalangan masyarakat.
Perlu diingat, pembangunan infrastruktur seperti ini tentu memiliki dampak langsung dan tidak langsung. Dengan perencanaan yang matang dan pelibatan aktif masyarakat, diharapkan setiap rintangan dapat diatasi dan tujuan utama untuk kesejahteraan bersama dapat tercapai. Sebagai warga Jawa Timur, kita semua tentu menantikan era baru konektivitas dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.***
