Setelah merantau ke AS, anak ke tiga ini pulang ke Indonesia pada tahun 1942 dan bekerja sebagai wartawan lepas di kantor berita United Press International.
Tak puas di dunia jurnalistik, Herawati Diah melebarkan sayapnya untuk menjadi penyiar di radio Hosokyoku. Pada akhirnya ia menikah dengan Burhanuddin Mohammad Diah yang juga pendiri Harian Merdeka pada tahun 1 Oktober 1945.
Usai menikah, pasangan suami istri tersebut mendirikan The Indonesian Observer yang merupakan surat kabar berbahasa Inggris pertama di Indoensia.
Pertama kali koran diterbitkan di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1955 lalu bertahan hingga tahun 2001. Sementara itu, koran Merdeka harus berganti tangan pada akhir tahun 1999.
Saat usianya sudah tak muda lagi, Herawati Diah menghabiskan waktu senggangnya bermain bridge. Bahkan ia sempat mengikuti beberapa turnamen.
Tujuan dirinya untuk tetap aktif berolahraga bridge adalah untuk mengasah kemampuan otak dan mencegah kepikunan.
Menjelang usianya yang akan mencapai 1 abad, Herawati Diah menghembuskan napas terakhir pada tanggal 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.