BERITA DIY – Lembaga Eijkman menyatakan pamit melalui laman resmi Instagram @eijkmaninstitute pada 2 Januari 2021.
Lebih dikenal dengan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas dukungan selama 33 tahun perjalanannya.
Apa itu Lembaga Eijkman?
Lalu, apa itu Lembaga Eijkman yang saat ini tengah ramai menjadi perbincangan?
Baca Juga: Apa Itu Emas Antam, UBS, Emas 24 Karat, dan Emas London: Redmark Antam Artinya Apa?
Melansir laman resmi Eijkman.go.id, lembaga ini merupakan lembaga penelitian yang didanai pemerintah untuk melakukan penelitian dasar dalam biologi molekuler medis dan bioteknologi.
Lembaga ini sebelumnya di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek – BRIN).
Salah satu yang berperan dalam Lembaga Eijkman yaitu Tim WASCOVE, yang juga turut menyatakan pamit undur diri.
Tim WASCOVE sendiri dikenal dalam mendeteksi dan meneliti virus SARS-CoV-2 termasuk penelitian Plasma Konvalesen dan pengembangan Vaksin Merah Putih.
Selanjutnya, per 1 Januari 2022, kegiatan deteksi Covid-19 di PRBM Eijkman akan diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasinonal.
Berintegrasi dengan BRIN
Diketahui, Lembaga Eijkman telah berintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sejak 1 September 2021 lalu dan berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
Melansir laman resmi BRIN, Lembaga Eijkman adalah salah satu entitas Lembaga penelitian yang resmi berintegrasi dengan BRIN.
Adapun lima Lembaga penelitian yang resmi berintegrasi dengan BRIN, yaitu, BATAN, LAPAN, LIPI, BPPT, dan Kemenristek / BRIN dan termasuk di dalamnya adalah LBM Eijkman.
“Dengan terintegrasinya Kemristek dan 4 LPNK ke BRIN, status LBM Eijkman telah kami lembagakan menjadi unit kerja resmi yakni Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati,” jelas Laksana Tri Handoko, selaku Kepala BRIN seperti dikutip dari Siaran Pers pada laman BRIN, 1 Januari 2022.
Nasib Para Ilmuwan
Lalu bagaimana dengan nasib para ilmuwan Lembaga Eijkman yang saat ini ramai menjadi perbincangan?
Terkait integrasi Lembaga Eijkman ke BRIN, Laksana Tri Handoko memberikan beberapa pilihan untuk para peneliti atau periset yang menurutnya juga telah disampaikan melalui forum – forum resmi yang dihadiri periset Eijkman.
Hal ini dijelaskan Handoko agar para periset dapat diangkat menjadi peneliti dengan mendapatkan segala hak finansialnya.
Berikut beberapa opsi yang disampaikan Kepala BRIN tersebut:
- PNS Periset dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai peneliti
- Honorer Periset di usia di atas 40 tahun dan S3 dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PPPK 2021
- Honorer Periset usia kurang dari 40 tahun dan S3 dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PNS 2021
- Honorer Periset non S3 dapat melanjutkan studi dengan skema by-research dan research assistantship (RA), sebagian ada yang melanjutkan sebagai operator lab di Cibinong, bagi yang tidak tertarik untuk lanjut studi
- Honoror non Periset diambil alih RSCM sekaligus mengikuti rencana pengalihan gedung LBM Eijkman ke RSCM sesuai permintaan Kemenkes yang memang memiliki aset tersebut sejak awal
Baca Juga: Apa Itu Cito? Istilah Kedokteran yang Sedang Ramai Karena Persalinan Lesti Kejora Istri Rizky Billar
Lebih lanjut, Handoko juga membenarkan adanya pemberhentian sebagian pegawai LBM Eijkman, namun sebagian besar di antaranya disesuaikan dengan skeman dan opsi yang tertera.***