Sejarah dimulai ketika Federasi Tuna Rungu Dunia (WFD) mempromosikan tentang pentingnya bahasa isyarat untuk diakui sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada kelompok tuna rungu.
Pada akhirnya, PBB mengakui Hari Bahasa Isyarat Internasional untuk diperingati setiap tanggal 23 September mulai tahun 2018 usai ditetapkan pada 19 Desember 2017.
Menurut PBB, bahasa isyarat merupakan metode yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi 466 juta orang dengan gangguan pendengaran di seluruh dunia.
Dengan kemajuan teknologi, beragam alat untuk meningkatkan pendengaran telah diciptakan. Tetapi, bagi penderita tuna rungu yang tidak memiliki akses tersebut, maka satu-satunya jalan adalah dengan bahasa isyarat.
Di beberapa negara, jumlah penyandang tuna rungu tidak sebanding dengan tenaga pendidik bersertifikat. Hal tersebut melatarbelakangi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya bahasa isyarat di seluruh kalangan masyarakat.
Masyarakat non tuna rungu tetap dapat bisa berkomunikasi dengan penyandang tuna rungu. Ada banyak video online di internet untuk belajar bahasa isyarat yang nantinya memungkinkan untuk melakukan percakapan dengan orang gangguan pendengaran.
Dengan begitu, kelompok tuna rungu tidak harus berkomunikasi sesama penderita. Dengan banyaknya orang non tuna rungu yang mampu bahasa isyarat, maka penyandang merasa dihargai.
Demikianlah sejarah Hari Maritim Nasional dan Hari Bahasa Isyarat Internasional yang diperingati Kamis, 23 September 2021.***