Biodata Muhammad Ali, Sang Petinju Legendaris: Kapan Pensiun, Penyebab Kematian hingga Pertandingan Terakhir

- 19 November 2021, 14:00 WIB
Biodata Muhammad Ali, sang petinju legendaris duni: Kapan pensiun, penyebab kematian hingga pertandingan terakhir.
Biodata Muhammad Ali, sang petinju legendaris duni: Kapan pensiun, penyebab kematian hingga pertandingan terakhir. /pixabay/OpenClipart-Vectors/

BERITA DIY - Profil dan biodata Muhammad Ali, legenda tinju dunia lengkap kapan pensiun, penyebab kematian hingga pertandingan terakhir.

Siapa tak kenal Muhammad Ali, petinju legendaris dunia dan fenomenal yang namanya terdengar di seantero dunia. Ali merupakan petinju pertama yang merebut sabuk gelar juara dunia kelas berat untuk tiga kesempatan berbeda dan mempertahankannya 19 kali.

Selain karirnya yang cemerlang, tentu saja Muhammad Ali dikenal sebagai seorang Mualaf dan memeluk agama Islam.

Baca Juga: Deretan Rekor Valentino Rossi yang Pensiun dari Dunia MotoGP, Serta Profil dan Biodata Rider Italia Itu

Yuk, kenal lebih dekat sosok Muhammad Ali, ini profil dan biodata lengkapnya.

Profil dan Biodata Muhammad Ali

Muhammad Ali lahir dengan nama asli Cassius Marcellus Clay Junior d di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada 17 Januari 1942.

Ia lahir dari pasangan Cassius Marcellus Clay dan Odessa Grady Clay. Menariknya, sang ayah ataupun ibunya bukanlah seorang petinju. Cassius Marcellus Clay merupakan seorang pelukis papan reklame, sementara sang ibu hanya ibu rumah tangga biasa.

Ali juga memiliki adik bernama Rudolph Valentino Clay yang akhirnya juga sama seperti Ali memeluk agama Islam dan berganti nama menjadi Rahman Ali.

Baca Juga: Profil Dani Alves, Pemain Legenda yang Resmi Kembali ke Barcelona: Biodata, Karier, dan Prestasi

Awal Karir Tinju

Pada usia 12 tahun, Muhammad Ali mulai mengenal tinju. Dia diperkenalkan tinju oleh seorang petugas polisi bernama Joe Martin. Joe Martin pula lah yang melatih Ali.

Di saat usia itu pula, Ali menjalani pertarungan amatir pertamanya, di mana dia meraih kemenangan perdananya dengan penjurian.

Setelah itu, karir tinju Ali berjalan mulus. Berbagai gelar bergengsi pun ia dapatkan. Pada 1959, dia menjuarai turnamen Sarung Tinju Emas Nasional dan juara nasional Uni Atletik Amatir juga di kelas yang sama. Dilanjutkan medali emas dalam Olimpiade di Roma pada 1960.

Baca Juga: Profil dan Biodata Sandy Walsh, Pemain Bola Asal Belanda Salah Satu Calon Pemain Naturalisasi PSSI

Setelahnya, Ali memutuskan meninggalkan dunia amatir untuk menjadi seorang petinju profesional. Ali membuktikan kualitasnya sebagai petinju kenamaan dunia dengan memenangkan 19 pertandingan profesional pertamanya, 15 di antaranya menang KO.

Pada 25 Februari 1964, dia meraih gelar juara dunia pertamanya setelah menang atas juara kelas berat Sonny Liston.

Ali menang KO di ronde ke-6, setelah Liston tak mampu melanjutkan pertarungan ronde ketujuh.

Ditahun ini pula, Ali memilih untuk menganut agama Islam dan resmi berganti nama dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali.

Ali semakin membuktikan kelayakan gelar juara yang diperolehnya setelah kembali memenangi pertandingan ulangan melawan Liston pada 25 Mei 1965. Di pertemuan kedua tersebut, Ali menang pada ronde pertama. Setelahnya, dia berhasil mempertahankan gelar juara dunianya sebanyak delapan kali.

Baca Juga: Li Junhui 'Juned' Resmi Pensiun dari Bulutangkis Dunia, Ini Pesan Menyentuh dan Profil Singkatnya

Karir Ali sempat diterpa masalah saat ia menolah mengikuti wajib militer untuk bergabung dalam Perang Vietnam pada 28 April 1967. Ali menolaknya dengan alasan peperangan tersebut bertentangan dengan keyakinannya.

Akibatnya, Ali ditahan dan Komisi Atletik Negara Bagian New York langsung menangguhkan izin bertinjunya dan sabuk gelar juaranya dicabut.

Ali pun dijatuhi hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda 10.000 dolar AS karena tidak memenuhi kewajiban bela negara. Namun dia tidak ditahan setelah mengajukan banding.

Saat itu, banyak pihak yang menganggap Ali telah lari dari tanggung jawab dan popularitasnya pun menurun. Dia juga mendapat larangan bertanding.

Selama tidak bertanding, Ali banyak menjadi pembicara dalam forum yang menentang peperangan. Seiring waktu, pandangan publik terhadap perang pun berubah dan dukungan kepada Ali kembali.

Baca Juga: Resmi! Steven Gerrard Jadi Manajer Anyar Aston Villa, Ini Profil Legenda Liverpool

Pada 1970, Mahkamah Agung New York mengembalikan izin bertinju Ali dan setahun berselang Mahkamah Agung AS membatalkan putusannya kepada Ali.

Ali kemudian kembali ke ring dan berhasil mengalahkan Jessy Quarry dalam comebacknya. Ali kembali berkesempatan meraih sabut gelar juara saat berhadapan dengan Joe Frazier pada 8 Maret 1971. Akan tetapi, dalam pertandingan yang dijuluki "Pertarungan Abad Ini" tersebut, Ali menelan kekalahan angka.

Pada tahun 1974, Ali berkesempatan meraih kembali gelar juaranya berhadapan dengan George Foreman. Bertindak sebagai petinju yang tak diunggulkan dia berhasil meraih kemenangan KO pada ronde kedelapan. Ini menjadi kali kedua Ali meraih sabuk juara dunia kelas berat yang sempat dicabut tujuh tahun sebelumnya.

Pada Februari 1978, Ali kehilangan sabuk juaranya setelah dikalahkan Leon Spinks setelah kalah angka dalam pertandingan 15 ronde. Namun tujuh bulan berselang, Ali membalas kekalahan sekaligus merebut gelar juaranya untuk kali ketiga.

Baca Juga: Ini Profil Eddie Howe, Sosok Pelatih Baru Newcastle United: Nama Lengkap hingga Karir

Sejarah pun mencatat, Muhammad Ali menjadi petinju pertama yang memenangkan sabuk gelar juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali

Pada tahun 1979, Ali mengumumkan pensiun namun sempat kembali naik ring setahun kemudian. Karena sudah cukup berumur, Ali gagal meraih kembali kesuksesannya dan kalah dalam dua pertarungan yang dihadapinya.

Ali pun memutuskan benar-benar berhenti bertinju di usia 39 tahun pada 1981. Ali membukukan rekor bertanding 56 kemenangan dengan 37 menang KO dan lima kali kalah.

Parkinson dan Akhir Kehidupan

Tiga tahun setelah pensiun, Ali didiagnosa menderita gejala Parkinson yang diduga terkait dengan trauma pada kepala yang dialaminya selama bertinju. Akibatnya, penyakit tersebut perlahan namun pasti membuat fungsi motorik sang juara menurun.

Meski sudah tak lagi bertinju, Ali masih menjadi pusat perhatian dunia melalui berbagai kegiatan kemanusiaan yang dilakukannya, termasuk saat menjadi negosiator dalam pembebasan sandera Amerika oleh Irak pada 1990. 

Kehidupan Pribadi

Sepanjang hidupnya, Ali telah menikah sebanyak empat kali dan dikaruniai tujuh anak perempuan dan dua laki-laki. Pernikahan keempatnya dengan menikahi Yolanda pada 1986.

Pada 3 Juni 2016, Muhammad Ali meninggal dunia di usia 74 tahun. Upacara pemakamannya digelar dengan prosesi menempuh jarak 32 kilometer melintasi kota kelahirannya, Louisville.

Itulah profil dan biodata Muhammad Ali, legenda tinju dunia lengkap kapan pensiun, penyebab kematian hingga pertandingan terakhir.***

Editor: Muhammad Suria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x