BERITA DIY - Beberapa hari ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan pediksi gempa megathrust dan tsunami setinggi 20 meter hasil riset ITB. Masyarakat sebenarnya bisa waspada terhadap datangnya tsunami dengan dua fenomena alam.
Gemoa megathrust dan tsunami ini merupakan skenario terburuk yang akan terjadi jika zona yang selama ini terkunci di Selatan Jawa barat dan Selatan Jawa Timur lepas bersama-sama.
Hal ini ditegaskan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati yang juga menghimbau masyarakt untuk tidak panik namun tetap waspada.
Baca Juga: Masih Ada Harapan! Begini Cara Dapat Kuota Internet Gratis 50 GB dari Kemdikbud
Baca Juga: Cara dan Syarat Dapat Bansos BLT Rp 500 Ribu Per KK Non PKH dan Cek Nama Keluargamu di Sini
Baca Juga: Gawat! 2,4 Juta Karyawan Dijamin Gagal Cair BLT Subsidi Gaji BPJS Tahap 5, Cek Namamu di Sini
Banyak pihak kemudian melakukan penelitian lebih lanjut terkait fenomena ini. Termasuk UGM dan BPBD Kabupaten Lumajang.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, beberapa tim peneliti tengah melakukan penelitian lanjutan, seperti yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan sistem deteksi dini gempa.
Baca Juga: Kartu Prakerja Bisa Diblokir Meski Lolos Seleksi, Jangan Lakukan Ini agar Tidak Dicabut