Hari HAM Internasional 10 Desember 2021, Ini Profil 5 Tokoh Pejuang Hak Asasi Manusia di Indonesia

- 9 Desember 2021, 18:10 WIB
Simak daftar lima tokoh Hak Asasi Manusia Indonesia dalam rangka Hari HAM Sedunia 10 Desember 2021.
Simak daftar lima tokoh Hak Asasi Manusia Indonesia dalam rangka Hari HAM Sedunia 10 Desember 2021. /Instagram.com/@museum_ham_munir

BERITA DIY - Simak profil lima tokoh pejuang Hak Asasi Manusia di Indonesia dalam rangka Hari HAM Sedunia yang jatuh pada hari Jumat, 10 Desember 2021.

Negara-negara di dunia rutin merayakan Hari HAM Internasional setiap tanggal 10 Desember. Adapun tahun 2021 ini mengusung tema "Equality" atau "Kesetaraan" yang diharapkan mampu menyentuh seluruh orang di dunia untuk memiliki akses di berbagai macam sumberdaya.

Di balik meriahnya Hari HAM Sedunia 10 Desember 2021, Indonesia tentunya memiliki tokoh yang lantang menyuarakan Hak Asasi Manusia di Tanah Air. 

Sebagai informasi, sejarah Hari HAM Internasional dimulai sejak zaman Raja Cyrus yang memerintah Persia Kuno pada abad ke 539 SM kala itu.

Baca Juga: Sejarah Hari HAM Sedunia 10 Desember 2021, Tema hingga Link Download Twibbon Peringatan

Sang Raja mengeluarkan kebijakan Cyrus Cylinder yang berisi tentang perlindungan HAM. Bahkan, dokumen tersebut ditetapkan sebagai Piagam HAM tertua di dunia dan telah diterjemahkan ke dalam enam bahasa resmi PBB.

Selanjutnya PBB mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DURHAM) pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III), yang mengamanatkan negara-negara anggota PBB ataupun bukan, diharapkan menjamin, menghormati, dan melindungi HAM kepada rakyatnya. 

Setelah mengetahui sejarah singkat Hari HAM Internasional, berikut ini lima tokoh atau pejuang yang menyuarakan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Baca Juga: 8 Desember Memperingati Hari Ulang Tahun Munir Said Thalib, Simak Profil dan Kelanjutan Kasus Kematiannya

1. Munir Said Thalib

Siapa yang tak kenal aktivis HAM Indonesia, Munir Said Thalib? Dia lahir di Kota Batu, Jawa Timur pada tanggal 8 Desember 1965 dan memimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Sejak kuliah ia memang terkenal aktif di beragam organisasi, seperti Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia, Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir, dan Himpunan Mahasiswa Islam. Ia juga memimpin Senat Mahasiswa Fakultas Hukum.

Bersama dengan beberapa tokoh lainnya, Munir mendirikan beberapa LSM, di antaranya Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Imparsial. Kedua organisasi fokus pada pendampingan kepada masyarakat mengenai pelanggaran HAM.

Baca Juga: Profil Munir Said Thalib: Aktivis HAM yang Getol Menolak RUU TNI, Begini Perjalanan dalam Perjuangannya

Kematian Munir masih menjadi kontroversi hingga sekarang. Dia meninggal dunia di pesawat Garuda GA-974 menuju Amsterdam, Belanda pada tanggal 7 September 2004. Kepolisian Belanda merilis adanya zat beracun di tubuh sang aktivis. 

Dugaan ini lalu menyeret nama Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda yang memasuki racun ke minuman Munir, hingga petinggi Garuda lainnya yaitu Indra Setiawan dan Rohainil Aini.

Pollycarpus sempat didakwa penjara seumur hidup. Namun ia ditahan selama dua tahun karena diduga hanya memalsukan dokumen. Kendati demikian MA mengabulkan Peninjauan Kembali dan memvonis eks pilot Garuda 20 tahun, Setelah lika-liku, Polly bebas murni tahun 2018.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan Emmy Hafield Meninggal Dunia, Inilah Sederet Kiprahnya Sebagai Aktivis Lingkungan

2. Abdul Hakim Garuda Nusantara

Hakim lahir pada tanggal 12 Desember 1964 dan meninggal 4 Mei 2018. Dia terlahir dari keluarga pedagang batik sederhana dan merupakan anak ketujuh dari 14 bersaudara.

Kepedulian tentang isu-isu sosial menurun dari ayahnya yang juga seorang taat beragama. Sejak zaman SMA, Hakim sudah aktif bergabung di organisasi, di antaranya Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Pekalongan.

Kariernya lalu fokus pada pembelaan HAM di Indonesia. Saat masih kuliah di Universitas Indonesia, ia aktif menjadi relawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Lalu ia melanjutkan kuliah mengambil spesialisasi Hukum Perdata Internasional di Universitas Washington.

Selain aktif di LBH, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Tak hanya itu,  ia dinobatkan sebagai dosen luar biasa untuk mata kuliah Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Baca Juga: Profil Neta S. Pane: Aktivis yang Tak Henti Kritik Polisi Ini Dikabarkan Meninggal Karena Covid-19

3. Yosepha Alomang

Yosepha Alomang atau dikenal dengan Mama Josep/Yosepha merupakan tokoh perempuan berasal dari Amungme, Papua. Dia aktif menyuarakan ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat dan kerusakan lingkungan di sekitar PT Freeport Indonesia.

Besar sebagai anak yatim-piatu sejak kecil, Mama Josep tumbuh sebagai wanita mandiri. Dia bekerja sebagai bidan untuk menolong orang-orang di daerahnya. Namun kemudian ia lantang membela HAM untuk masyarakat lokal.

Beragam aksi telah ia tunjukkan dalam memprotes pemerintah dan PT Freeport yang dinilai merugikan masyarakat Papua. Tak hanya itu, Mama Yosepha pernah ditangkap karena diduga menolong tokoh Organisasi Papua Merdeka.

Baca Juga: Profil Wiji Thukul, Penyair cum Aktivis yang Lahir 26 Agustus 1963: Karya dan Kisahnya Dihilangkan Orba

Setelah bertahun-tahun perjuangan, akhirnya PT Freeport memberikan sejumlah uang yang digunakan untuk membangun Kompleks Yosepha Alomang, di mana terdiri dari klinik, gedung pertemuan, panti asuhan, dan monumen pelanggaran HAM.

Meski PT Freeport telah memberikan uang, Mama Yosep tetap tak gentar memprotes perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, apalagi usai menewaskan sembilan buruh tambang akibat tambang Grasberg runtuh.

4. Asmara Nababan

Asmara Victor Michael Nababan lahir tanggal 2 September 1946 dan meninggal tahun 20 Oktober 2007. Dia merupakan aktivis HAM dan Demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Profil Heru Hidayat, Maling Duit Rakyat Kasus Asabri yang Dituntut Hukuman Mati: Biodata dan Karier

Asmara sangat aktif di Komnas HAM. Tak hanya itu, ia mengurus beragam organisasi masyarakat sipil, di antaranya KontraS, Elsam, Demos, Komunitas Indonesia untuk Demokrasi, dll.

Asmara Nababan diangkat menjadi anggota Komnas HAM tak lama dibentuk oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993. Dia terjun langsung ke Aceh untuk mengurus ketegangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat itu.

Dia melahirkan sejumlah pemikiran, di antaranya tentang demokrasi yang mencakup unsur global dan elemen lokal beserta pemikiran tentang multikulturalisme.

Baca Juga: Pemburu Koruptor Diisukan Tak Lulus Tes KPK, Sudjiwo Tedjo Minta Publik Tak Sinis, Netizen: Coba Jokowi Dites

5. Wiji Thukul

Selain sebagai seorang aktivis Hak Asasi Manusia, Wiji Thukul dikenal sebagai penyair yang melawan penindasan pada rezim Orde Baru. Kehilangannya sejak tahun 1998 menjadi kontroversi. Banyak pihak yang menduga ia diculik oleh militer.

Kecintaanya pada dunia sastra telah ia tunjukkan sejak bangku SD dengan menulis puisi. Dia juga sempat bergabung dengan kelompok Teater Jagat. Wiji Tuhukul pernah mengamen dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Wiji Thukul dikabarkan menjadi salah satu buronan yang dicari bersama dengan aktivis, pengusaha, mahasiswa dan pelajar lainnya yang kontra terhadap Orde Baru. Sejak tahun 1996 ia diduga berpindah-pindah kota untuk menghindari kejaran aparat.

Baca Juga: Profil Gunawan Maryanto, Mas Chindil, Pemeran Wiji Thukul yang Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Sejak Peristiwa Sabtu Kelabu Juli 1996 hingga Kerusuhan Mei 1998, sejumlah aktivis ditangkap, diculik, bahkan hilang, tak terkecuali Wiji Thukul. Dia lalu masuk ke dalam daftar orang hilang sejak tahun 2000 hingga sekarang.

Meskipun dinyatakan hilang, karya-karya Wiji Thukul tetap dibacakan, di antaranya sajak Bunga dan Tembok, Peringatan, Sajak Suara yang paling sering dikumandangkan saat aksi-aksi massa.

Demikian profil lima tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia dalam rangka Hari HAM Internasional yang jatuh pada tanggal 10 Desember 2021.***

Editor: Inayah Bastin Al Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah