Kepedulian tentang isu-isu sosial menurun dari ayahnya yang juga seorang taat beragama. Sejak zaman SMA, Hakim sudah aktif bergabung di organisasi, di antaranya Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Pekalongan.
Kariernya lalu fokus pada pembelaan HAM di Indonesia. Saat masih kuliah di Universitas Indonesia, ia aktif menjadi relawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Lalu ia melanjutkan kuliah mengambil spesialisasi Hukum Perdata Internasional di Universitas Washington.
Selain aktif di LBH, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Tak hanya itu, ia dinobatkan sebagai dosen luar biasa untuk mata kuliah Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Baca Juga: Profil Neta S. Pane: Aktivis yang Tak Henti Kritik Polisi Ini Dikabarkan Meninggal Karena Covid-19
3. Yosepha Alomang
Yosepha Alomang atau dikenal dengan Mama Josep/Yosepha merupakan tokoh perempuan berasal dari Amungme, Papua. Dia aktif menyuarakan ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat dan kerusakan lingkungan di sekitar PT Freeport Indonesia.
Besar sebagai anak yatim-piatu sejak kecil, Mama Josep tumbuh sebagai wanita mandiri. Dia bekerja sebagai bidan untuk menolong orang-orang di daerahnya. Namun kemudian ia lantang membela HAM untuk masyarakat lokal.
Beragam aksi telah ia tunjukkan dalam memprotes pemerintah dan PT Freeport yang dinilai merugikan masyarakat Papua. Tak hanya itu, Mama Yosepha pernah ditangkap karena diduga menolong tokoh Organisasi Papua Merdeka.
Setelah bertahun-tahun perjuangan, akhirnya PT Freeport memberikan sejumlah uang yang digunakan untuk membangun Kompleks Yosepha Alomang, di mana terdiri dari klinik, gedung pertemuan, panti asuhan, dan monumen pelanggaran HAM.