Siapa yang tak kenal aktivis HAM Indonesia, Munir Said Thalib? Dia lahir di Kota Batu, Jawa Timur pada tanggal 8 Desember 1965 dan memimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Sejak kuliah ia memang terkenal aktif di beragam organisasi, seperti Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia, Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir, dan Himpunan Mahasiswa Islam. Ia juga memimpin Senat Mahasiswa Fakultas Hukum.
Bersama dengan beberapa tokoh lainnya, Munir mendirikan beberapa LSM, di antaranya Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Imparsial. Kedua organisasi fokus pada pendampingan kepada masyarakat mengenai pelanggaran HAM.
Kematian Munir masih menjadi kontroversi hingga sekarang. Dia meninggal dunia di pesawat Garuda GA-974 menuju Amsterdam, Belanda pada tanggal 7 September 2004. Kepolisian Belanda merilis adanya zat beracun di tubuh sang aktivis.
Dugaan ini lalu menyeret nama Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda yang memasuki racun ke minuman Munir, hingga petinggi Garuda lainnya yaitu Indra Setiawan dan Rohainil Aini.
Pollycarpus sempat didakwa penjara seumur hidup. Namun ia ditahan selama dua tahun karena diduga hanya memalsukan dokumen. Kendati demikian MA mengabulkan Peninjauan Kembali dan memvonis eks pilot Garuda 20 tahun, Setelah lika-liku, Polly bebas murni tahun 2018.
Baca Juga: Aktivis Lingkungan Emmy Hafield Meninggal Dunia, Inilah Sederet Kiprahnya Sebagai Aktivis Lingkungan
2. Abdul Hakim Garuda Nusantara
Hakim lahir pada tanggal 12 Desember 1964 dan meninggal 4 Mei 2018. Dia terlahir dari keluarga pedagang batik sederhana dan merupakan anak ketujuh dari 14 bersaudara.