Fakta Peringatan Tsunami Aceh ke-17: Tahun Berapa, Penyebab, hingga Jumlah Korban

26 Desember 2021, 14:37 WIB
Ilustrasi tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam. /Pixabay/KELLEPICS

BERITA DIY - Simak fakta peringatan tsunami Aceh ke-17, meliputi terjadi tahun berapa, penyebab, jumlah korban jiwa, hingga informasi menarik lainnya tentang bencana besar tersebut.

Hari ini tepat 17 tahun kejadian bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, beserta negara-negara tetangga yang dihantam oleh tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 silam.

Fenomena bencana alam tersebut tak hanya diingat oleh warga Aceh, melainkan seluruh masyarakat Indonesia merasakan duka yang mendalam. Berikut ini kilas balik tentang tsunami yang menwaskan ratusan ribu orang tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Mengetahui Peringatan Dini Bencana? Cara Cek Update BMKG dari Gempa, Tsunami, hingga Erupsi

Tepat hari Minggu pagi tanggal 26 Desember 2004 pukul 07:58 WIB, Samudera Hindia diguncang gempa dengan kekuatan 8,9 SR (ada yang menyebut 9,0-9,3 SR). Gempa bumi tektonik itu menyebabkan gelombang raksasa yang disebut tsunami.

Istilah tsunami yang berasal dari Bahasa Jepang itu mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak kejadian di Aceh dan Sumatera Utara. Adapun penyebab dari kemunculan tsunami karena gempa tektonik besar yang memicu gesekan di dasar laut dan menimbulkan gelombang.

Semakin gelombang menuju ke arah pantai, semakin tinggi gelombang tersebut karena perubahan kontur laut yang semakin dangkal. Pada akhirnya sampai ke darat dan memporakporandakan kehidupan manusia dan menelan korban jiwa.

Baca Juga: Bacaan Doa Mohon Perlindungan dan Keselamatan Keluarga dari Bencana hingga Gunung Meletus

Berdasarkan laporan dari PMI Internasional, gelombang tsunami yang dilaporkan mencapai tinggi 30 meter menewaskan lebih dari 224 ribu jiwa di sembilan negara terdampak. Tak heran jika kejadian disebut sebagai salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah manusia modern.

Di Indonesia sendiri, perkiraan 173 ribu jiwa meninggal dunia dan 394 ribu orang terpaksa mengungsi. Tak hanya itu, kejadian bencana juga menimbulkan kerusakan pada rumah dan infrastruktur serta kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan dan sektor lainnya.

Menurut laporan pemerintah tahun 2005, ada 1.488 sekolah rusak yang membuat 150.000 siswa/i menunda proses pembelajaran. Pada sektor fasilitas kesehatan, tercatat 26 Puskesmas di wilayah terdampak mengalami kerusakan.

Baca Juga: Apa Itu Cuaca Ekstrem? Simak Penyebab dan Tanda-tandanya, Beserta Cara Cek Cuaca dan Iklim Terkini di BMKG

Banyaknya kerusakan menyebabkan kehidupan manusia setelah bencana tsunami menjadi terganggu. Dampak psikologis juga dirasakan oleh korban yang mengalami stres, trauma, kesedihan, ketakutan, dsb.

Sejak kejadian bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh, masyarakat Indonesia lebih mawas diri terhadap kejadian yang berpotensi menimbulkan bahaya akibat alam, non-alam (manusia), dan sosial.

Meskipun tsunami Aceh dipicu oleh gempa bumi, tak semua gempa bumi menyebabkan tsunami. Dikutip dari Fakultas Teknik UGM, ada beberapa kriteria gempa bumi tektonik yang berpotensi menimbulkan tsunami, yakni:

Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Jember dan Sekitarnya, Apa Arti Skala MMI dan Beda dengan Skala Richter atau SR?

1. Gempa bumi yang terjadi di bawah laut 

2. Pusat gempa terbilang dangkal, kurang dari 30 kilometer di bawah permukaan laut, sehingga menimbulkan gaya tekan ke atas untuk membentuk gelombang tsunami

3. Kekuatan gempa biasanya lebih dari 6,5 SR

4. Pola gempa bumi bersifat vertikal, atau pergeseran dua lempeng dengan pola naik atau turun

Meskipun begitu di beberapa kejadian, tsunami bisa ditimbulkan karena letusan gunung berapi di tengah laut, seperti halnya tsunami Desember 2018 Selat Sunda yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Krakatau.

Baca Juga: Kampung Terdampak Erupsi Semeru jadi Ajang Selfie, Warganet Twitter Ikut Geram dan Ramai Membahasnya

Gunung Anak Krakatau yang ketika itu erupsi mengalami keruntuhan sebagian badan gunung ke laut. Pada akhirnya longsoran menimbulkan gelombang tsunami yang sampai ke daratan Lampung di Pulau Sumatera dan Banten di Pulau Jawa.

Adapun tsunami juga bisa terjadi karena longsor bawah laut maupun hantaman meteor walaupun lebih jarang terjadi.

Pada tahun 2007, arsitek sekaligus Gubernur Jawa Barat saat ini Ridwan Kamil memenangkan kontes desain Museum Tsunami yang diadakan pada tingkat internasional.

Baca Juga: Selain Semeru, Ini Daftar Gunung Api yang Masih Aktif dan Status Terbarunya: Ada Merapi hingga Sinabung

Dibangunnya Museum Tsunami bertujuan untuk menjadi monumen simbolisis untuk memperingati bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Dalam bangunan Museum Aceh, tercatat daftar nama korban tsunami yang ditulis di dinding salah satu ruang terdalam museum. Bagian ini menjadi salah satu yang tak ingin dilewatkan oleh para pengunjung.

Demikian fakta dan informasi tentang tsunami Aceh yang terjadi 18 tahun silam tepatnya pada tanggal 26 Desember 2004.***

Editor: Inayah Bastin Al Hakim

Tags

Terkini

Terpopuler