Tak hanya itu, Ben-Menashe mengumbar bahwa sejak pertama ia datang ke Myanmar, ia mengatakan bahwa tak semua warga Myanmar mendukung demonstrasi menolak kudeta.
Segala upaya dilakukan Ben-Menashe demi wajah baik pemerintahan junta. Lalu, siapakah Ben-Menashe sehingga ia mendapatkan kepercayaan dari pemerintahan militer Myanmar?
Baca Juga: Profil dan Biodata AHY: dari 3 Gelar Master, Lulusan Terbaik Militer sampai Ketua Umum Demokrat
Ben-Menashe merupakan pria kelahiran Teheran, 4 Desember 1951. Semenjak dewasa, ia telah menjadi warga negara Israel mengikuti ibundanya yang pindah ke sana.
Di Israel, saat ia sudah masuk usia pemuda, tepat pada 1977 silam, Ben-Menashe bergabung dengan Dinas Intelijen Israel, atau Mossad karena kemampuannya dalam bahasa Iran.
Ia mendapatkan tugas untuk menjual senjata Israel ke Iran dan terlibat dalam konspirasi Ronald Reagan untuk sengaja mencegah pelepasan 66 warga AS yang disandera Iran dan dibebaskan ketika Jimmy Carter, presiden AS saat itu, kalah dalam pemilu.
Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Minyak Kemiri untuk Mengobati Rambut Rontok
Ben-Menashe sengaja melakukan itu untuk memperkuat posisi Reagan dalam pemilu melawan Jimmy Carter. Konspirasi ini dikenal dengan nama "October Surprise".
Ben-Menashe juga punya rekam jejak buruk dalam politik internasional. Ia dikenal karena kerap membantu pemerintahan diktator mendapatkan kekuasaan mutlak.
Pada 2002 silam, Ben-Menashe mendapatkan perhatian publik karena menuduh Morgan Tsvangirai, pemimpin partai oposisi Zimbabwe, meminta dirinya untuk membunuh presiden sah Zimbabwe, Robert Mugabe.