BERITA DIY - Nama Kevin Samuel sedang menjadi perbincangan hangat di jagat sosial media. Dokter muda ini dinilai melakukan pelecehan seksual sekaligus melanggar kode etik dokter.
Semua bermula dari konten video Kevin Samuel yang diunggah di TikTok. Dalam video itu Kevin yang tengah menangani proses persalinan menunjukkan wajah dan ekspresi yang dinilai melecehkan pasiennya.
Video yang viral ini menuai polemik dan mendapat beragam respon. Salah satunya dari pegiat sosial media yang juga seorang dokter Tirta Mandira Hudi atau dr.Tirta.
Dikutip dari akun twitternya @tirta_Hudhi, dr.Tirta mengatakan jika IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) akan memanggil Kevin Samuel berkenaan dengan videonya yang viral.
"Soal @kevinsamuel5, @PBIDI MKEK sudah akan memanggil doi ya," kata Tirta.
Tirta menambahkan, bahwa Kevin dalam unggahan videonya yang menjadi viral melanggar tiga pasal kode etik dokter sekaligus.
Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Tak Akui Siti Aisyah Saudara Iparnya
"Sebenernya tanpa fatwa bermedsos ada 3 pasal etik yangg harus diketahui dokter," katanya.
"Pertama Menjaga kerahasian pasien, kedua menjaga profesionalitas dan ketiga menjaga temen sejawat. Dari 1 video, si kevin melanggar ketiganya," terang Tirta.
Tirta menambahkan menjaga rahasia identitas pasien adalah sesuatu yang harus dilakukan setiap dokter.
Baca Juga: Fakta-fakta Pratu Lukius, TNI yang Membelot ke KKB
"Soal rahasia pasien. Itu penting, kisah kisah pasien, itu hanya buat dokter sendiri," ujarnya.
Tirta menambahkan dokter yang ingin membagikan kisah pasien pun harus meminta izin terlebih dahulu jika berniat membagikan kisah pasien di sosial media.
"Jika mau menceritakan di medsos itu juga harus izin pasien. So edukasilah tanpa merendahkan pasien," katanya.
Baca Juga: Banyak Hal akan Dikerjakan Tiap Zodiak Besok, Baca Ramalan Karier Zodiak, 19 April 2021
Tirta juga menekankan ketika seornag dokter ingin membuat konten baik di sosial media atau tiktok, orang tersebut harus berfikir dampak kedepannya.
Apakah konten itu merugikan bagi pasien atau tidak dan apakah konten yang dibuat berdampak pada rekan sesama dokter atau tidak.
"Soal tiktok. Dokter tu melekat. Jika melakukan atau membuat konten. Berpikirlah impactnya. Apakah ini merendahkan pasien atau tidak?, Merugikan temen sejawat / tidak," kata Tirta.
Baca Juga: Profil Kevin Samuel, Dokter Kandungan yang Viral di TikTok Karena Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
Terkait videonya yang viral, Kevin Samuel sudah membuat klarifikasi dan meminta maaf. Tirta sendiri mengapresiasi langkah ini. Namun selebihnya merupakan wewenang dari MKEK.
Tirta juga mengatakan kejadian ini harusnya menjadi pembelajaran bagi dokter lain yang berniat membuat konten agar lebih berhati-hati.
"Klarifikasi video @kevinsamuel5 itu setidaknya ada itikad baik untuk menyadari kesalahan. Tapi sisanya merupakan tugas MKEK. Ya ini masukan buat temen-temen dokter lainnya," kata Tirta.
"Promotif dan preventif, ga harus fyp, ga harus trending. Yang penting goalnya : edukasi," kata relawan satgas Covid-19 ini.
Tirta juga menyatakan bahwa hal itulah yang menjadi alasan kenapa tidak boleh ada kamera masuk ruang ICU karena sifatnya rahasia.
"Itulah alesan ada larangan foto di icu, di rumah sakit . Karena kerahasiaan," ujarnya.
Baca Juga: Jarang Ditampilkan di Publik, Raisa Akhirnya Ungkap Wajah Anak: Mirip Hamish Daud
Pada akhir ciutannya, Tirta menyatakan bahwa konten kedokteran memang harusnya bersifat edukasi meskipun memang bagi sebagian orang membosankan.
"Banyak orang beranggapan "ah konten dokter a bosen, isinya ceramah edukasi" Lha gmana. Emang edukasi kan berbicara. Jadikan ini refleksi buat kawan-kawan semua," pungkas Tirta.***