Pemanfaatan antibodi monoklonal telah tersebar di berbagai negara dengan berfungsi sebagai terapi maupun deteksi penyakit.
Antibodi monoklonal telah digunakan dalam beberapa pengobatan seperti pada infeksi virus Ebola dan HIV. Selain itu, saat ini antibodi monoklonal juga digunakan dalam mengatasi virur Covid-19.
Untuk mencegah terinfeksi virus Covid-19, antibodi monoklonal akan mengikat protein spike virus SARS-COV-2. Dengan cara ini virus SARS-COV-2 akan tertahan dan tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh.
Pengobatan di Indonesia telah memanfaatkan antibodi monoklonal sebagai perawatan terapi untuk pasien COVID-19. Terapi ini akan mempersingkat waktu perawatan dan mencegah keparahan pada pasien yang terinfeksi virus SARS-COV-2.
Mulai Februari 2021, Food and Drugs Administration (FDA) telah memberikan izin untuk penggunaan terapi antibode monoklonal, dilansir BERITA DIY dari laman Siloam Hospitals pada 18 Maret 2022.
Terapi antibodi dapat diberikan pada pasien yang mengalami gejala ringan terinfeksi virus SARS-COV-2 dan belum memerlukan terapi oksigen.
Pada perawatan pasien Covid-19, terapi antibodi monoklonal di Indonesia akan menggunakan regdanvimab untuk pasien dalam kategori ringan hingga sedang.
Penggunanaan antibodi monoklonal regdanvimab secara efektif dapat mengurangi lama masa inap dan mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19.