Obsesi masa lalu Rusia: Pihak Barat adalah lawan
Masih mengutip tulisan dari Revy Marlina, di Ukraina, sejak akhir November 2004 hingga Januari 2005, serangkaian demonstrasi dan peristiwa politik terjadi segera setelah pemilihan presiden Ukraina 2004 pada pemungutan suara putaran kedua.
Kemenangan Viktor Yanukovych yang didukung oleh Rusia pada tahun 2004 mengundang lebih dari setengah juta orang Ukraina untuk memprotes di Central Kyiv yang kemudian menjadi dikenal sebagai Revolusi Oranye.
Setelah Yanukovych digantikan oleh Viktor Yuschenko, Rusia menyadari orientasi pro-Barat Yuschenko. Deklarasi Yuschenko yang akan menjadikan Uni Eropa dan NATO sebagai prioritas utama menjadi alasan Rusia menyalahgunakan ketergantungan Ukraina pada pasokan energi Rusia, dengan menaikkan harga gas.
Yuschenko tidak bergeming terhadap ancaman Rusia dimana, program latihan tahunan NATO akan berlangsung di semenanjung Krimea.
Aksi ini kemudian ditanggapi oleh rakyat Krimea dengan demonstrasi yang mana 60 persen dari mereka adalah etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia.
Akar dari aneksasi Krimea pada 2014 ini kemudian menjadi pemicu bagi separatis pro-Rusia yang berada di Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur yang memiliki etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia terbesar, dimana pada April 2014 mereka mengambil alih teritori dan melawan militer Ukraina.
Dua area di Donetsk dan Luhansk berhasil diambil alih, dan mereka menamainya People’s Republic of Luhansk dan People’s Republic of Donetsk.
Rusia ditenggarai berada dibalik hal ini, namun mereka menolak akan keterlibatannya.