Hal ini berdasar pada dua hal dimana, pada tahun 1997 terdapat deklarasi terkait hubungan, kerjasama, dan keamanan bersama antara NATO dan Rusia.
Baca Juga: Benarkah Final Liga Champions UCL 2021/2022 Dipindah UEFA ke Prancis Akibat Invasi Rusia ke Ukraina?
Pada intinya anggota NATO tidak memiliki intensi, proyek, atau alasan untuk menginstal senjata nuklir di negara anggota.
Lalu, berdasarkan “janji” yang dibuat oleh AS menandakan bahwa NATO memiliki intensi untuk memperluas pengaruhnya di Eropa timur.
Ahli politik luar negeri Rusia, Bertil Nygren, mengungkapkan kebijakan luar negeri Rusia dibagi berdasarkan masalah yang dihadapi.
Nygren kemudian membagi menjadi tiga kategori, yakni the European regional security sub-complex, the Caucasus regional sub-complex, dan the central Asian regional sub-complex.
Ukraina masuk dalam European regional security sub-complex, bersama dengan Belarus dan Moldova.
Hal ini, dikarenakan wilayah ini sangat penting bagi Rusia diantara wilayah lainnya, sebab negara-negara ini memiliki perbatasan langsung dengan negara-negara Eropa yang dibawahi oleh Uni Eropa.
Rusia menganggap hal ini sebagai suatu ancaman dari perluasan NATO. Lalu, perlu diingat bahwa Rusia yang memiliki sumber gas alam terbesar di dunia, yakni 28 persen, menjadikan Ukraina dan Belarus sebagai wilayah transit sebelum akhirnya tiba di Eropa.