BERITA DIY - Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar jadi sorotan setelah video pemukulannya terhadap anak buahnya viral di media sosial. Simak profil anggota polisi yang kini dinonaktifkan setelah terbukti melanggar kode etik kepolisian.
Video berdurasi 43 detik tersebut jelas memperlihatkan penendangan dan pemukulan AKBP Syaiful Anwar kepada anggota polisi lainnya. Akun Instagram yang pertama kali mengunggahnya adalah @jktne*** dan di Twitter adalah @ndorokak***.
Awalnya, tampak korban sedang berdiri di samping meja yang di atasnya ada nasi tumpeng. Ia membantu persiapan acara Baksos Akbari 1999 Peduli.
Saat membantu seorang perempuan untuk memindahkan meja, AKBP Syaiful Anwar datang dan langsung menendang perut dan memukul kepala anggota polisi Polres Nunukan tersebut.
Setelah korban pemukulan tersebut jatuh, Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar melayangkan tendangan ke kepala anak buahnya.
Akibat pemukulan yang diduga terjadi pada Kamis, 21 Oktober 2021 tersebut, AKBP Syaiful Anwar selaku Kapolres Nunukan, Kalimantan Utara dinonaktifkan.
Kini, AKBP Syaiful Anwar dan anggota polisi korban pemukulan masih dalam pemeriksaan Propam Polda Kalimantan Utara (Kaltara).
Profil AKBP Syaiful Anwar
Diketahui dari profil, AKBP Syaiful Anwar adalah perwira polisi yang berlatar belakang dari Kesatuan Brigade Mobil (Brimob).
AKBP Syaiful Anwar lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1999. Setelah ditempatkan di Korps Brimob Polri, ia juga mengikuti pendidikan di sana.
Pada 2003, AKBP Syaiful Anwar menempuh pendidikan jabatan Komandan Kompi. kemudian pada 2007, ia lulus dari Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Baca Juga: Mengenal Kota Binjai, Daerah yang Viral dalam Video 'Salam dari Binjai' di TikTok dan Twitter
Lantas, pada 2017 AKBP Syaiful Anwar selesai menjalani Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (sespimmen).
Setahun kemudian pada 2018, AKBP Syaiful Anwar ditunjuk menjadi Komandan Batalyon C Pelopor Satuan Brimobda Jawa Tengah. Dan pada 2019, ia dimutasi menjadi Komandan Batalyon Gegana Polda Jawa Tengah.
Sebagai Komandan Batalyon Gegana Polda Jawa Tengah, AKBP Syaiful Anwar pernah alami kejadian nahas.
Saat itu terjadi ledakan gudang amunisi yang berjarak hanya 50 meter dari rumah yang ia tinggali. Karena itu, AKBP Syaiful Anwar terkena serpihan kaca di bagian tangan dan kepala. Beruntung Syaiful hanya mengalami luka ringan.
Baca Juga: Akun Instagram Rachel Vennya Mendadak Lenyap Usai Dipanggil Polisi, Netizen: Alhamdulillah
Polisi belum humanis
Diduga, kekerasan pemukulan yang dilakukan oleh AKBP Syaiful Anwar berawal dari kekesalan Syaiful kepada anak buahnya yang tidak menjalankan tugas dengan baik.
Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Pol Budi Rachmat mengatakan, korban merupakan anggota Polres Nunukan yang bertugas di bagian Pusat Informasi dan Komunikasi (PIK).
Ketika itu, AKBP Syaiful Anwar tengah mengikuti video conference dengan Mabes Polri dan Polda Kaltara. Namun, gambar wajah dari Syaiful tak terlihat karena gangguan teknis.
Korban yang bertugas di bagian PIK tak siaga saat dipanggil oleh AKBP Syaiful Anwar. Hal itu diduga mengakibatkan Kapolres Nunukan tersebut tak terima dan kesal.
Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyayangkan adanya tindakan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Kapolres Nunukan, hal ini menunjukkan praktik militeristik masih terjadi ditubuh Polri.
"Tindakan menendang dan memukul tersebut menunjukkan masih adanya praktek militeristik warisan Orde Baru yang tidak layak diterapkan di Kepolisian pasca reformasi," ujar Poengky saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin 25 Oktober 2021 dikutip dari ANTARA.
Demikian profil Kapolres Nunukan, Kaltara AKBP Syaiful Anwar yang dinonaktifkan usai video pemukulan pada anak buahnya viral, serta kronologinya.***