BERITA DIY - Simak penjelasan momen penting yang terjadi pada tanggal 6 September. Ada peringatan pemakaman Putri Diana hingga meninggalnya tokoh pahlawan nasional Indonesia, yakni Abdul Haris Nasution.
Tanggal 6 September memang bukanlah hari libur nasional atau tanggal merah, namun ada momen yang diperingati dalam tingkat nasional maupun internasional.
Kepergian tragis tokoh Lady Diana atau Putri Diana menyita perhatian seluruh dunia pada tahun 1997. Pada tingkat nasional, Indonesia memperingati hari kepulangan Andul Haris Nasution sebagai figur pahlawan.
Baca Juga: Daftar Peringatan Hari Besar Nasional dan Internasional September 2021
Lady Diana, The Princess of Wales, atau Putri Diana lahir pada tanggal 1 Juli 1961. Namun, sang ikon dunia ini menghembuskan napas terakhirnya pada 31 Agustus 1997.
Gelar bangsawan sempat tersemat di namanya usai Putri Diana dinikahi oleh Pangeran Charles dan dikaruniai dua orang anak laki-laki, yaitu Pangeran William dan Harry.
Tetapi pernikahannya selama 15 tahun (1981-1996) dengan Pangeran Charles harus berakhir lantaran kabar perselingkuhan sang pangeran dengan Camilla Shand yang kini dinikahinya.
Baca Juga: Hari Palang Merah Indonesia Diperingati 3 September 2021: Sejarah, Visi dan 7 Prinsip Gerakan PMI
Satu tahun setelah pernikahannya, Putri Diana mengalami kecelakaan mobil bersama Dodi Al-Fayed dan sopir Henri Paul di terowongan Pont de l'Alma, Paris, Prancis pada 31 Agustus 2021.
Sang sopir diduga mengendarai mobil Mercedes-Benz dengan kecepatan tinggi untuk menghindari kejaran dari paparazzi yang memburu sang putri.
Dodi dan Henri meninggal di tempat kejadian. Sedangkan Putri Diana sempat bertahan selama beberapa jam. Namun nahas, ia menutup usia beberapa jam setelahnya.
Pemakaman Lady Diana dilaksanakan pada tanggal 6 September 1997 di Westminster Abbey, London, Inggris, dan disiarkan langsung ke seluruh dunia.
Banyak tokoh terkenal dan masyarakat menunjukkan duka cita dengan memberikan bunga, lilin, kartu, dan pesan pribadi di luar istana selama berbulan-bulan.
Sisi lain, Indonesia juga harus kehilangan tokoh nasional pada tanggal 6 September 2000. Pasalnya, Abdul Haris Nasution menutup usia di umur 81 tahun.
Pria kelahiran tahun 1918 itu adalah salah satu tokoh TNI AD yang menjadi sasaran peristiwa G30S/PKI.
Meski dinyatakan selamat dari penculikan, ia harus rela khilangan sang putri kandung, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean.
Beliau tercatat sebagai pengagas Dwifungsi ABRI pada tahun 1958. Presiden Soekarno kala itu merespons positif hingga mengadopsi inisiasi yang disampaikan oleh Abdul Haris Nasution.
Terlebih, ayah dua anak itu pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan keamanan Nasional (1959-1966) dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara pada masa jabatan 1966-1972.
Nasution menikahi Johanna Sunarti pada 30 Mei 1947 bertempat di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat dan dikaruniai dua anak perempuan, yaitu Hendiranti Saharah dan Ade Irma Nasution.
Ade Irma meninggal dalam peristiwa G30S/PKI. Sementara itu, istrinya menutup usia pada tahun 2010.
Baca Juga: Sejarah Pahlawan Revolusi Jenderal Sudirman, Biografi Hingga Peran dalam Kemerdekaan RI
Sementara itu, Abdul Haris Nasution meninggal pada 6 September 2000 di Jakarta karena sakit stroke. Almarhum dimakamkan di Taman Makam Nasional Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Itulah tadi peristiwa yang terjadi pada tanggal 6 September, saat di mana Putri Diana dimakamkan dan pahlawan nasional Abdul Haris Nasution meninggal dunia.***