Baca Juga: Profil Gianluca Vialli Legenda Sepak Bola Mantan Pemain Chelsea dan Juventus, Meninggal Karena Apa?
Apa saja tindakan plusvalenza yang dilakukan Juventus
Juventus dituduh menggelembungkan valuasi pemain selama transfer untuk meningkatkan 'keuntungan modal' dan ini tidak sesuai dengan prinsip Financial Fair Play dari UEFA dan FIFA.
Adapun contoh plusvalenza atau 'keuntungan modal' yang didapat dari Juventus yakni merekrut pemain dengan harga 100 juta euro dengan masa kontrak empat tahun.
Manajemen Juventus akan membayar amortisasi selama masa kontrak. Misal, 20 juta euro tiap tahunnya selama lima tahun. Kemudian, ketika pemain dijual pada musim ketiga dengan harga 60 juta euro, Juve akan memeroleh keuntungan modal 20 juta euro dari hasil 60 juta dikurangi sisa 40 juta.
Kebanyakan, tim menggelembungkan nilai pemain agar telihat mendapat untung dari kegiatan transfer. Sejumlah hal yang bisa mendorong adanya plusvalenza (keuntungan modal) yakni dengan menjual pemain akademi dan pertukaran pemain dengan tambahan uang tunai.
Baca Juga: Siapa Noni Madueke ? Ini Profil Pemain Baru Chelsea yang Didatangkan dari PSV Eindhoven
COVISOC, komisi pengawas Serie A Liga Italia menemukan hampir 62 transfer pemain punya potensi penggelembuangan harga untuk keuntungan modal pada musim 2018/19, 2019/20, dan 2020/21. Yang 42 transaksi di antaranya melibatkan Juventus.
COVISOC pernah menuntut sejumlah klub pada April 2021 atas skandal plusvalenza di Serie A yakni Napoli, Sampdoria, Genoa, dan Empoli.
Namun, pada akhirnya tuduhan tersebut ditolak karena adanya kesusahan dalam menetapkan nilai atau harga sebenarnya dari seorang pemain sepak bola.