Oleh karena itu, pihaknya memastikan dalam berbagai program akan selalu menempatkan ESG sebagai salah satu key selling factor dan key operational factor.
“Kita sedang melakukan kajian secara menyeluruh di berbagai aspek operasi BRI bagaimana ESG bisa diadopsi secara menyeluruh baik dari sisi kredit, operasional maupun sosial. Saat ini kapitalisasi pasar BRI mencapai Rp670 triliun dan kita mempunyai target dalam beberapa tahun ke depan insya Allah kapitalisasi pasar bisa mendekati Rp1.000 triliun,” ujarnya dalam salah satu rangkaian acara dukungan BRI terhadap G20, yakni BRI Microfinance Outlook 2022 belum lama ini.
Baca Juga: Hadirkan Terobosan Pembiayaan Rumah, BRI Raih Dua Penghargaan Sekaligus
Kartika melihat BRI memiliki potensi besar menjadi leading global bank dalam implementasi ESG, khususnya mengenai social empowerment.
Kemampuan BRI dalam memberdayakan sektor UMKM dan Ultra Mikro praktis menjadi nuansa baru yang dipamerkan pada investor global.
Terlebih, lanjut Tiko, social empowerment bisa ditonjolkan BRI berkat inisiatifnya memimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian.
Terkonsolidasinya PNM dan Pegadaian dipercaya Tiko mempunyai implikasi besar terhadap social empowerment di sektor ultra mikro.
Holding Ultra Mikro akan terus mempertegas komitmennya untuk melayani 30 juta pelaku usaha ultra mikro yang hingga kini belum tersentuh layanan keuangan formal.