BRI Catat Pertumbuhan Aset Positif Meski BRIsyariah Merger Jadi BSI di Masa Pandemi Covid-19

28 Mei 2021, 09:54 WIB
BRIsyariah merger jadi BSI, BRI tetap catat pertumbuhan aset di kuartal I 2021. /Dok. BRI

BERITA DIY - Meskipun BRIsyariah sudah tidak bisa dikonsolidasikan sebagai asetnya karena sudah merger menjadi BSI, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) tetap mencetak pertumbuhan aset positif selama kuartal I 2021.

Sebagaimana dimetahui, BRIsyariah kini sudah merger dengan tiga bank syariah plat merah lain dan berubah nama menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

Hal ini tentu berpengaruh besar terhadap aset masing-masing himpunan bank milik negara (Himbara). Apalagi merger ini dilakukan pada saat kondisi perekonomian tengah diguncang pandemi covid-19.

Baca Juga: Gaet NeverTooLavish, BRI Redesain Layanan yang Colourful dan Cocok dengan Millenials dan Gen-Z

Meskipun demikian, BRI terbukti masih mampu mencatatkan pertumbuhan aset di kuartal I tahun 2021 ini. BRI terus fokus menjaga pencadangan dan konsisten menciptakan kinerja yang berkelanjutan.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa aset BRI bahkan naik dibandingkan kuartal tiga bulan pertama tahun lalu saat masih bersama BRIsyariah.

"Sampai Maret 2021 BRI mampu mencatatkan Laba Rp6,86 triliun. Aset pun masih tumbuh positif 3,38 persen yoy dengan total Aset BRI mencapai Rp1.411,05 triliun. Ini naik dibandingkan kuartal I tahun lalu di mana Aset BRI Rp1.358,98 triliun,” ujar Aestika.

Baca Juga: Inspiratif! Wanita Kalimantan Ini Punya 4 Cabang Perusahaan Pelayaran Berkat Kegigihan dan Bantuan BRI

Artinya meskipun Aset BRIsyariah sebesar Rp.57,9 triliun (per Desember 2020) sudah tidak dikonsolidasikan ke BRI pasca merger tiga bank syariah milik Himbara, namun BRI masih mampu mencetak pertumbuhan Aset positif selama kuartal 1 tahun ini.

Selain itu, BRI juga berhasil menjaga Aset tetap bertumbuh positif hingga Maret 2021 kendati Perseroan mengalihkan seluruh portofolio dan layanan perbankan diwilayah Aceh kepada BRIsyariah (yang saat ini telah bergabung menjadi BSI) karena penerapan qanun di wilayah tersebut.

BRIsyariah merger jadi BSI, BRI tetap catat pertumbuhan aset di kuartal I 2021. Dok. BRI

Dalam qanun tersebut, lembaga keuangan di Aceh harus dikonversikan menjadi syariah atau mengoperasionalkan unit syariahnya. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI untuk tunduk dan menjalankan ketentuan Peraturan Daerah qanun No.11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Penciptaan Value untuk Pertumbuhan yang Sustain

Menurut Aestika, pada kondisi ekonomi yang menantang dan upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional, persaingan bukan soal balapan dari sisi aset, pertumbuhan profit atau faktor-faktor keuangan lainnya, tetapi yang terpenting bagaimana BRI meng-create value kepada stakeholder.

“Di tengah kondisi yang masih menantang akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir, BRI fokus menjaga konsistensi sustainability kinerja dan menciptakan economic value dan social value untuk seluruh pemangku kepentingan”, ujar Aestika.

Baca Juga: BRI Jadi Perusahaan Publik Terbaik versi Forbes International dan Terus Tumbuh Meski Dihantam Pandemi

“Kita bukan berkompetisi. Menjadi konservatif pada saat ini adalah pilihan bijak. Bankir harus berfikir jauh, berfikir sustainability. Bagi kami, meng-create value itu jauh lebih penting, memberikan manfaat untuk stakeholder, untuk masyarakat dan lingkungan,” tegasnya.

Penerapan nilai sosial dan ekonomi secara bersamaan telah membuat kinerja BRI tumbuh sustain. Ini sudah dibuktikan BRI yang sukses menghadirkan layanan keuangan terbaik bagi nasabah kecil dan hingga pelosok daerah, serta di sisi lain terjaga profitabilitasnya.

Di saat bersamaan, penerapan nilai-nilai ini berdampak pada bergeraknya perekonomian masyarakat, sehingga berujung pada meningkatnya kesejahteraan, termasuk pelaku UMKM untuk jangka panjang.

Baca Juga: Cashless Jadi Solusi Transaksi Selama Pandemi, BRI Gratiskan Layanan di ATM BRI hingga BRIMo

“Kami akan terus mengambil peran jadi garda terdepan dalam pemulihan ekonomi nasional dan menjadi mitra utama pemerintah dalam menyalurkan berbagai bantuan dan stimulus untuk mendorong permintaan kredit. Pada situasi saat ini, BRI terus fokus untuk menyelamatkan UMKM, mendukung kebangkitan UMKM nasional agar bertumbuh dan berdaya saing,” ujar Aestika.

Pertumbuhan positif Aset BRI pada kuartal I 2021 juga telah mendorong perolehan laba Perseroan selama tiga bulan tahun ini. Selain ditopang penyaluran kredit sebesar Rp914,19 triliun, dengan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 12,43 persen yoy atau sebesar Rp360 triliun.

Dari sisi liabilities, BRI juga berhasil mencetak dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 1.049,32 triliun atau tumbuh 1,97 persen yoy.

Baca Juga: Kisah Mahmudah, Agen BRILink yang Sukses Berwirausaha Berkat BRI dan Buka Lapangan Kerja untuk Tetangganya

BRI secara kontinu akan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik guna meraih keberlanjutan kinerja. Keberlanjutan kinerja BRI tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang terkendali dilevel 3,16 persen pada akhir Maret 2021.

Selain itu, BRI juga menyiapkan pencadangan (NPL Coverage) di kisaran 250,60 persen. Dari aspek rasio LDR dan CAR yang berada pada angka ideal. LDR BRI pada akhir Maret 2021 sebesar 87,12 persen sementara CAR sebesar 19,74 persen atau meningkat 18,56 persen yoy.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler