Profil Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Boikot Produk Prancis karena Ucapan Macron

- 30 Oktober 2020, 12:20 WIB
Presiden Erdogan
Presiden Erdogan /geralt/Pixabay

BERITA DIY - Ucapan Emmanuel Macron Presiden Prancis yang sebut islam sebagai agama krisis di dunia menuai banyak protes dan kecaman dari kalangan muslimin di Eropa maupun dunia.

Presiden Prancis itu menghina islam bahkan dirinya dianggap melecehkan Nabi Muhammad dengan mendukung Prancis menerbitkan karikatur Rasulullah.

Hal itu ia ucapkan dalam pidato yang ia sampaikan dalam pemakaman seorang guru sejarah di Prancis yang telah memberikan gambaran Rasulullah dengan sebuah karikatur ketika mengajar dalam materi Kebebasan Berekspresi.

Baca Juga: Profil Islam Makhachev, Rekan Khabib Nurmagomedov yang Digadang Jadi Penerus Bintang UFC

Diketahui guru yang bernama Samuel Paty itu kemudian dibunuh setelah usai mengajar dalam perjalanan pulang oleh seorang remaja berusia 18 tahun.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan salah satu yang mengecam sikap Emmanuel Macron. Ia bahkan menyebut bahwa Presiden Prancis itu membutuhkan perawatan pada tingkat mental dalam pidatonya, Sabtu 24 Oktober 2020.

Bahkan karena ucapan Emmanual Macron tersebut, Erdogan meminta kepada seluruh rakyatnya untuk tidak membeli barang-barang dari produk Prancis.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Cara Mengikuti Indonesia Giveaway di Trans7 Hari Ini, Kamis, 29 Oktober 2020

Recep Tayyip Erdogan sendiri sudah menjabat sebagai presiden Turki sejak 2014. Sebelum menjabat sebagai presiden, Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki tahun 2003 - 2014.

Terlahir dari keluarga kelas menengah pada 26 Februari 1954 di Istanbul ia merupakan lulusan Istanbul Marmara University jurusan ekonomi dan bisnis.

Erdogan menjadi satu-satunya presiden yang secara resmi menetapkan Hagia Sophia kembali menjadi masjid pada 10 Juli 2020 setelah sebelumnya berfungsi sebagai museum.

Dulunya, Erdogan pernah menjadi pemain sepak bola profesional ketika usia 16 tahun kemudian ketika menjadi mahasiswa dirinya aktif dalam gerakan politik bersama Partai Keselamatan Nasional.

Baca Juga: Biaya Franchise, Peluang Bisnis dan Proyeksi Pendapatan Waralaba JNE, JET Express, TIKI dan SiCepat

Kini selagi menjabat sebagai Presiden Turki yang ke-12 melalui pemilihan presiden secara langsung untuk pertama kali, Erdogan juga masih memimpin Adelet ve Kalkinma Partisi (AKP, atau Partai Keadilan dan Pembangunan).

Bekal sebagai aktivis kemahasiswaan yang dimilikinya membantu perjalanan Erdogan menjadi politikus. Erdogan diangkat menjadi ketua Partai Kesejahteraan di Provinsi Istanbul pada 1985.

Dari titik tersebut, Erdogan melibatkan diri dalam pemilihann wali kota untuk wilayah Beyoglu di Istanbul tengah.

Tahun 1991 ia terpilih sebagai anggota parlemen dari Provinsi Istanbul, dan pemilu lokal tahun 1994 Partai Kesejahteraan menjadi partai terbesar di Turki.

Baca Juga: Profil Asila Maisa, Anak Ramzi yang Dijodohkan dengan Betrand Peto

Perjalan karir politiknya terus memuncak dari menjabat Perdana Menteri Turki sejak 2003 sampai 2014. Sampai akhirnya di tahun 2014 dirinya terpilih menjadi presiden secara langsung untuk pertama kalinya setelah 91 tahun.

Selama Erdogan menempati jabatan sebagai Perdana Menteri dan Presiden, dirinya banyak memberikan pengaruh besar terhadap Turki, beberapa kebijakan yang dibuatnya seperti pencabutan larangan penggunaan hijab terlebih dikalangan pejabat lembaga-lembaga negara.

Kemudian, pembangunan masjid yang masif. Tercatat di tahun 2019 data dari Direktorat Urusan Agama sudah ada 13.000 masjid terbangun di Turki.

Baca Juga: Kapan BLT Subsidi Gaji BPJS Rp1,2 Juta Gelombang 2 Cair ke Karyawan? Ini Jadwal dari Menaker

Erdogan juga mendapat dukungan rakyat Turki ketika dirinya mendapat kudeta militer pada tahun 2016.

Presiden Turki ini juga sering mengecam tindakan Israel karena perlakuan mereka terhadap Palestina dan penduduk Tepi Barat.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x