Profil Ari Ben-Menashe, Mantan Mata-Mata Israel yang Disewa Junta Militer Myanmar untuk Dekati AS

- 9 Maret 2021, 16:13 WIB
Pendemo melakukan aksi di depan kedutaan Myanmar di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021.
Pendemo melakukan aksi di depan kedutaan Myanmar di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021. /ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

 

BERITA DIY - Kecaman dan berbagai sanksi terus diberikan oleh negara-negara barat dan PBB kepada pemerintahan junta militer Myanmar. Hal itu menyusul rangkaian kekerasan mereka kepada warga sipil usai kudeta.

Dikecam dan ditekan oleh negara barat macam Amerika Serikat, Rusia, atau Inggris, ternyata tak membuat junta menyerah. Untuk mendekati negara-negara paling berpengaruh itu, pemerintahan junta menyewa seorang pelobi asal Israel, Ari Ben-Menashe.

Seperti dilansir dari Reuters pada Selasa, 9 Maret 2021, Ben-Menashe dijanjikan uang dalam jumlah besar oleh Menteri Pertahanan Junta, Mya Tun Oo, jika ia mampu membuat AS mendukung junta.

Baca Juga: Cara Isi Token Listrik yang Semudah Sentuhan Jari

Untuk membuat kontrak kerjanya dengan junta berhasil, Ben-Menashe mulai melakukan manuver pertamanya. Ia mengatakan kepada media internasional bahwa Aung San Suu Kyi dahulu mendekati China.

Ia mengatakan bahwa pemerintahan junta tak mau menjadi boneka China dan hendak memperbaiki hubungan dengan AS.

"Ada dorongan nyata untuk bergerak ke Barat dan Amerika Serikat daripada mencoba lebih dekat dengan China," tutur Ben-Menashe seperti dikuti Pikiran-rakyat.com pada Selasa, 9 Maret 2021.

Baca Juga: Bingung Cara Keluar dari Akun Gmail di Komputer atau di HP? Berikut Cara Praktis dan Mudah Keluar Akun Gmail

Hanya segelintir warga saja yang menolak junta, katanya. Lagipula, kata Ben-Menashe, yang melakukan penjagaan dalam demonstrasi bukanlah tentara, melainkan polisi bersenjata ringan.

Tak hanya itu, Ben-Menashe mengumbar bahwa sejak pertama ia datang ke Myanmar, ia mengatakan bahwa tak semua warga Myanmar mendukung demonstrasi menolak kudeta.

Segala upaya dilakukan Ben-Menashe demi wajah baik pemerintahan junta. Lalu, siapakah Ben-Menashe sehingga ia mendapatkan kepercayaan dari pemerintahan militer Myanmar?

Baca Juga: Profil dan Biodata AHY: dari 3 Gelar Master, Lulusan Terbaik Militer sampai Ketua Umum Demokrat

Ben-Menashe merupakan pria kelahiran Teheran, 4 Desember 1951. Semenjak dewasa, ia telah menjadi warga negara Israel mengikuti ibundanya yang pindah ke sana.

Di Israel, saat ia sudah masuk usia pemuda, tepat pada 1977 silam, Ben-Menashe bergabung dengan Dinas Intelijen Israel, atau Mossad karena kemampuannya dalam bahasa Iran.

Ia mendapatkan tugas untuk menjual senjata Israel ke Iran dan terlibat dalam konspirasi Ronald Reagan untuk sengaja mencegah pelepasan 66 warga AS yang disandera Iran dan dibebaskan ketika Jimmy Carter, presiden AS saat itu, kalah dalam pemilu.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Minyak Kemiri untuk Mengobati Rambut Rontok

Ben-Menashe sengaja melakukan itu untuk memperkuat posisi Reagan dalam pemilu melawan Jimmy Carter. Konspirasi ini dikenal dengan nama "October Surprise".

Ben-Menashe juga punya rekam jejak buruk dalam politik internasional. Ia dikenal karena kerap membantu pemerintahan diktator mendapatkan kekuasaan mutlak.

Pada 2002 silam, Ben-Menashe mendapatkan perhatian publik karena menuduh Morgan Tsvangirai, pemimpin partai oposisi Zimbabwe, meminta dirinya untuk membunuh presiden sah Zimbabwe, Robert Mugabe.

Baca Juga: Kocak! Viral Soal Ujian Sekolah Pakai Nama Tokoh Ikatan Cinta, dari Aldebaran, Rendy hingga Kiki

Tak main-main, Ben-Menashe bahkan punya bukti video percakapannya dengan Morgan saat rencana tersebut dibicarakan. Ternyata, diam-diam Ben-Menashe bekerja untuk Mugabe.

Karena tuduhan itu, Morgan akhirnya diadili dan dipenjara.

Tentunya, melihat rekam jejak Ben-Menashe dalam dunia lobi politik internasional, junta Myanmar sepertinya akan semakin dekat dengan kekuasaan mutlak.***

Editor: Adestu Arianto

Sumber: REUTERS Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x