Semakin Mencekam! Hampir 40 Orang Tewas Hari Ini Akibat Demonstrasi di Myanmar

- 4 Maret 2021, 15:01 WIB
Semakin Menegangkan! Hampir 40 Orang Tewas Akibat Demonstrasi di Myanmar.
Semakin Menegangkan! Hampir 40 Orang Tewas Akibat Demonstrasi di Myanmar. /REUTERS

BERITA DIY - Hampir 40 pengunjuk rasa tewas di jalan-jalan Myanmar pada hari ini, yang merupakan hari paling berdarah, sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta

Sedikitnya 38 orang tewas setelah pasukan keamanan menembaki demonstran pro-demokrasi.

Polisi dan militer telah menembaki para pengunjuk rasa, juga menembakkan gas air mata ke arah kerumunan dalam upaya untuk memadamkan demonstrasi. Hal ini menyebabkan lebih dari 50 orang tewas sejak kudeta pada 1 Februari.

Baca Juga: AHY Dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Marzuki Alie

Sebuah video yang beredar memperlihatkan kondisi yang diduga di mana petugas medis yang tidak berdaya dikelilingi oleh setidaknya selusin petugas polisi yang menendang dan meninju mereka, bahkan memukul mereka dengan senjata.

Petugas medis mengatakan, lusinan orang terluka dalam bentrokan dengan polisi. Sementara itu, wartawan ditangkap karena meliput kudeta dan didakwa berdasarkan undang-undang keamanan.

Jumlah pengunjuk rasa yang membanjiri jalan-jalan kota di seluruh negeri tetap tinggi bahkan ketika pasukan keamanan berulang kali menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam untuk membubarkan massa, dan menangkap pengunjuk rasa secara massal.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Militer telah mengakhiri upaya demokrasi yang telah berlangsung satu dekade.

Baca Juga: Wanita Idaman! Ririe Fairus Minta Netizen Stop Bully Nisa Sabyan dan Iyus: Saya Melepasnya Asal Dia Bahagia

Tekanan internasional meningkat dan Inggris telah menyerukan pertemuan di PBB pada hari Jumat.

Tetapi junta militer tetap mengabaikan kecaman global dan terus melakukan kekerasan terhadap para demonstran.

"Hanya hari ini, 38 orang tewas," kata utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengatakan kepada wartawan dikutip oleh Berita DIY, Kamis, 4 Maret 2021. Sampai berita ini diturunkan, total jumlah korban tewas mencapai lebih dari 50 orang sejak pengambilalihan kekuasaan oleh militer.

Sementara itu, korban luka jumlahnya lebih banyak lagi.

Burgener mengaku bahwa dia menerima sekitar dua ribu pesan setiap harinya dari orang-orang di Myanmar. Kebanyakan dari mereka menginginkan komunitas internasional melakukan sesuatu.

Baca Juga: Moeldoko Disebut Akan Hadiri KLB, Petinggi Partai Demokrat Colek Jokowi

Amerika Serikat (AS) yang telah menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin junta militer, kini sedang mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.

Sebelumnya, AFP mencatat setidaknya ada 17 korban tewas di seluruh Myanmar pada hari Rabu, dengan Monywa di wilayah Sagaing tengah mencatat setidaknya tujuh kematian, menurut seorang dokter.

Petugas medis juga mengatakan mereka melihat dua orang lainnya diseret oleh pasukan keamanan. Namun, para saksi tersebut tidak bisa memastikan apakah dua orang itu tewas atau tidak.

Demonstrasi juga berlanjut di Yangon, kota terbesar Myanmar, pada hari Rabu, dengan pengunjuk rasa menggunakan ban darurat dan barikade kawat berduri untuk memblokir jalan-jalan utama.

Menurut seorang pekerja penyelamat dan jurnalis lokal, setidaknya enam demonstran tewas di Yangon.

Baca Juga: Jadwal MPL Season 7 Minggu Kedua: Ada Alter Ego, RRQ Hoshi, hingga EVOS Legends

Di kota San Chaung, yang telah menjadi lokasi bentrokan hebat dalam beberapa hari terakhir, gas air mata dan awan pemadam kebakaran memenuhi jalan-jalan saat polisi anti huru hara menghadapi pengunjuk rasa.

Di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, seorang dokter mengonfirmasi kepada AFP bahwa dua pengunjuk rasa tewas, salah satunya berusia 19 tahun yang diketahui sebagai Angel yang ditembak di kepala, dan menjadi viral.

Tak hanya Angel, pengunjuk rasa berusia 19 tahun lainnya juga tewas setelah ditembak di Salin.

Sebuah protes di pusat kota Myingyan juga berubah mematikan, ketika pasukan keamanan menghadapi pengunjuk rasa.

"Mereka menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam," kata seorang sukarelawan medis di tempat kejadian kepada AFP. Ia menambahkan bahwa sedikitnya 10 orang terluka.

Baca Juga: Jadwal MPL Season 7 Minggu Kedua: Ada Alter Ego, RRQ Hoshi, hingga EVOS Legends

Thet Thet Swe, dari klinik penyelamatan Myingyan, juga memastikan bahwa seorang pemuda tewas setelah ditembak di kepala. Hal tersebut turut dibenarkan oleh petugas medis.

"Zin Ko Ko Zaw, 20 tahun, ditembak mati di tempat dan tim saya merawat 17 orang yang terluka," kata seorang anggota tim penyelamat kedua kepada AFP.

"Ada yang tertembak peluru karet, ada yang jatuh dan ada yang dipukul. Kami harus memindahkan satu orang ke rumah sakit untuk operasi karena peluru karet mengenai kepalanya. Kami tidak memiliki ahli bedah di sini, '' kata seorang pejabat kepada AFP.

Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 1.200 orang telah ditangkap sejak kudeta, dengan sekitar 900 orang masih di balik jeruji besi atau menghadapi dakwaan.

Baca Juga: Perempuan Harus Baca! Manfaat Tumbuhan Lidah Buaya untuk Merawat Rambut yang Alami

Akan tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi. Media yang dikelola pemerintah sendiri melaporkan lebih dari 1.300 orang ditangkap pada hari Minggu saja.

Lembaga penyiaran negara MRTV, pada hari Selasa, mengatakan 511 tahanan telah dibebaskan di Yangon.***

Editor: Adestu Arianto

Sumber: AFP dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x