Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44 Persen, Pemerintah Diminta Kendalikan Inflasi dan Stabilkan Harga Pangan

- 6 Agustus 2022, 13:30 WIB
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen, pemerintah tetap mengendalikan inflasi dan menstabilkan harga pangan agar konsumsi rakyat naik.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen, pemerintah tetap mengendalikan inflasi dan menstabilkan harga pangan agar konsumsi rakyat naik. /Ekon.go.id

BERITA DIY - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2022 ini tumbuh 5,44 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan diprediksi akan naik kembali pada kuartal selanjutnya.

Ini adalah capaian yang bagus dalam menjaga kestabilan perekonomian tanah air pasca dilanda pandemi covid-19 dua tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, pemerintah tetap diminta untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan harga pangan untuk menggenjot daya beli masyarakat.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya konsumsi masyarakat.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengungkap pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di kuartal II tersebut lebih disebabkan oleh konsumsi masyarakat. Pada kuartal II, ada beberapa momen yang memicu naiknya konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Indeks Bisnis UMKM BRI di Kuartal II 2022 Terpantau Meningkat, Harapan Ekonomi Indonesia Membaik

"Kalau kita lihat sebenarnya yang naik cukup tinggi adalah konsumsi masyarakat. Ini naik sekitar 5,51 persen. Jadi yang kuartal dua ini sangat tertolong dengan konsumsi masyarakat. Ada momen Ramadan, Idulfitri, serta persiapan ajaran baru. Makanya kalau kita lihat pertumbuhan konsumsi masyarakat itu naik tajam sekali," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, konsumsi masyarakat menyumbang 50% dalam PDB. Hal itu menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,44% pada kuartal II.

Meski demikian, Huda memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tidak akan seimpresif kuartal II. Hal itu disebabkan tidak ada momen yang mendorong konsumsi masyarakat.

"Kuartal III tidak ada momen untuk tumbuh lebih cepat. Jadi kita akan menyaksikan pertumbuhan ekonomi akan melambat di Kuartal III," terusnya.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Nasional Aman: Pemerintah Diminta Jaga Harga Komoditas dan Kendalikan Inflasi

Pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan lagi. Dengan catatan, inflasi bisa ditekan serendah mungkin. Menurutnya, kenaikan harga komoditas dalam negeri akan memicu inflasi karena menekan daya beli masyarakat.

"Bahkan kalau inflasi terlalu tinggi, pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 5%," tandasnya.

Huda mengungkapkan ada beberapa faktor yang menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti konsumsi masyarakat, investasi, dan ekspor.

Dari ketiga faktor tersebut, konsumsi masyarakat adalah yang paling utama. Oleh sebab itu, pemerintah diharapkan mampu menekan inflasi agar tidak terlalu tinggi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Nasional Aman: Pemerintah Diminta Jaga Harga Komoditas dan Kendalikan Inflasi

"Bagaimana caranya? Pasti harus menjaga inflasi dengan berbagai cara, misal menstabilkan harga pangan, kalau pemerintah ingin menaikkan harga BBM pertalite dan gas 3 kilogram pasti harus menjaga daya beli masyarakat dengan subsidi misalnya," terangnya.

Huda juga menekankan konsumsi pemerintah juga harus ditingkatkan pada kuartal III. Meski kecil, konsumsi pemerintah juga bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Mungkin kuartal III itu bisa dimanfaatkan. Karena walaupun kecil porsi ke PDB, akan sangat membantu," pungkasnya.

Pertumbuhan Perekonomian Indonesia di 2022 Akan Capai Target Karena Faktor Ini

Badan Pusat Statistik mengumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sebesar 5,44% secara tahunan (year on year/yoy).

Pertumbuhan ini diperkirakan masih akan berlanjut di kuartal III dan IV sehingga Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan 5,2% di 2022.

Baca Juga: Apa Itu Resesi yang Dihadapi Amerika? Dampak Resesi Ekonomi, Ini Cara Atur Keuangan Agar Siap Hadapi Resesi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada beberapa faktor pendorong tumbuhnya perekonomian Indonesia.

“Ada tiga faktor yang menopang laju perekonomian Indonesia tetap positif. Yaitu, ekspor, domestik ekonomi dan investasi, “ kata Menko Airlangga di Jakarta, kemarin.

Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi membawa pulang komitmen triliunan rupiah dari China, Korea Selatan dan Jepang.

Outlook Kuartal III diprediksi tetap positif dilihat dari PMI, Indeks keyakinan Konsumen, dan neraca perdagangan.

“Relatif seluruhnya dalam kondisi baik, begitu juga dengan kekuatan eksternal yaitu jumlah devisa yang masih dipegang,” jelas Airlangga.

Baca Juga: Ketua DPR Minta RAPBN 2023 untuk Percepat Pemulihan Ekonomi dan Tetap Beri Bansos ke Warga Miskin

Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengatakan, dalam beberapa bulan kedepan Indonesia masih bisa menikmati booming harga komoditas.

Kemudian pada Kuartal III dan IV pemerintah akan menggenjot belanja pemerintah.

“Pemerintah masih punya cadangan government spending yang kuartal II kemarin masih bisa kita dorong dan alihkan ke Kuartal III dan IV, karena memang biasanya pada Kuartal I-II penyerapan relatif rendah,” tandas Airlangga. (*)

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x