Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Isra’ Mi’raj Mempunyai Makna dan Pesan yang Mendalam

- 18 Januari 2024, 14:50 WIB
Ilustrasi. Contoh teks khutbah Jumat tentang Isra' Mi'raj yang bisa dijadikan referensi. Simak di sini untuk teks lengkapnya.
Ilustrasi. Contoh teks khutbah Jumat tentang Isra' Mi'raj yang bisa dijadikan referensi. Simak di sini untuk teks lengkapnya. /Pixabay/Mark

Artinya: Sesungguhnya shalat itu (dapat) mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat, 12 Januari 2024 Singkat dan Jelas, Menyambut Bulan Rajab dengan Segala Kemuliaan-Nya

Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia

Khutbah Jumat menjaga kualitas shalat ini erat hubungannya dengan menjaga kekhusyukan. Kekhusyu'an bukanlah hal yang mudah, khusyu' dalam shalat memerlukan latihan dan latihan. Dalam sebuah kisah; suatu ketika sahabat Ali Karramallahu Wajhah diuji kekhusyukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam dua rakaat shalat. Namun Sahabat Ali yang memiliki julukan 'babul 'ilmi' hanya berhasil khusyu' dalam satu raka'at.

Sesungguhnya khusyu' itu adanya dalam hati. khusyu' hanya dapat dirasakan dan sulit sekali untuk digambarkan dengan kata-kata. Mereka yang telah berhasil dalam khusyu' mungkin takkan pernah dapat menceritakan dalam ungkapan kata.

Namun mereka hanya dapat bercerita bahwa khusyu' itu haruslah melalui latihan dan pembiasaan. Seorang sufi agung pernah berkata, bahwa khusyu dalam shalat dapat terbagi

menjadi 3 (tiga) tingkat.

Tingkatan Ta'abbud. Tingkatan awam yang dalam shalatnya benar-benar memosisikan diri sebagai seorang hamba yang papa yang mengharapkan doanya dikabulkan dan sangat memerlukan pertolongan dari Allah yang Maha Kuasa. Shalat dengan model khusyu' semacam ini menurut kategorinya termasuk model shalat tingkat ta'abbud.

Tingkatan kedua adalah Taqarrub yaitu kekhusyu'an yang melampaui tingkatan pertama. Mereka yang berada dalam posisi taqarrub dalam shalat hanya menginginkan keintiman dengan Allah SWT. Mereka tidak lagi memperdulikan doa-doanya.

Karena mereka telah melihat dunia begitu hina. Sehingga tidak perlu lagi dikejar dan diminta. Bahkan mereka merasa malu jika terus-terusan meminta dunia kepada Allah SWT. Karena mereka hanya menginginkan kedekatan diri kepada-Nya.

Halaman:

Editor: Arfrian Rahmanta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah