Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Isra’ Mi’raj Mempunyai Makna dan Pesan yang Mendalam

- 18 Januari 2024, 14:50 WIB
Ilustrasi. Contoh teks khutbah Jumat tentang Isra' Mi'raj yang bisa dijadikan referensi. Simak di sini untuk teks lengkapnya.
Ilustrasi. Contoh teks khutbah Jumat tentang Isra' Mi'raj yang bisa dijadikan referensi. Simak di sini untuk teks lengkapnya. /Pixabay/Mark

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Seperti yang telah kita maklumi bersama bahwa di antara buah tangan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terpenting dari Isra' Mi'raj adalah shalat lima waktu setiap hari. Konon lima kali ini merupakan bilangan terakhir yang diajukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Allah SWT, setelah sebelumnya Allah SWT memerintahkan untuk shalat lima puluh kali.

Memang benar, kini kita baru merasakan betapa beratnya menjaga shalat lima waktu setiap hari. Apalagi hubungannya dengan ikhtiar untuk menjaga kualitas shalat kita, itu sebabnya khutbah jumat kali ini kita menyampaikan hal tersebut. Padahal kita mafhum bahwa shalat yang lima ini menjadi tolak ukur ibadah seseorang. Hadits Riwayat at-Thabrani menjelaskan:

أول ما حياسب عليه العبد يوم القيامة الصَلة، فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد

سائر عمله رواه الطربان

Artinya: Amal pertama kali akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah shalat. Maka apabila Shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (HR. Thabrani).

Lantas apakah maksud kata kata 'shalaha' dalam hadits di atas? Shalat baik yang bagaimana yang dapat menarik segala amal menjadi baik? Apakah shalat yang sekedar menggugurkan kewajiban lima waktu? Tentunya ada standard tertentu yang menjadikan shalat kita sebagai kunci segala amal ibadah, yaitu shalat yang seperti diajarkan oleh Rasulullah, seperti yang pernah diimbaukan olehnya:

صلوا كما رأيتمون أصلي

Artinya: Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat shalatku.

Artinya shalat yang baik itu adalah shalat yang memenuhi syarat sah, syarat wajib dan rukun shalat sebagaimana diwariskan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam secara turun temurun dari para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga para mujtahid fiqih, para ulama dan guru-guru kita.

Halaman:

Editor: Arfrian Rahmanta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah