Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Menjaga kualitas shalat menjadi bagian dari ikhtiar memenuhi syarat shalat. Selain syarat fisik tersebut yang menjadikan syahnya shalat secara formal; juga perlu memperhatikan unsur informal yang juga menjadi ukuran kualitas shalat seseorang yaitu suasana hati yang khusyu'. Karena sesungguhnya kekhusyukan itu berbuahkan kebahagiaan. Seperti janji Allah dalam dalam surah al-Mu'minun 1-2
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Artinya: Sungguh berbahagia orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya.
Ungkapan kekhusu'an shalat ini sebenarnya telah diajarkan oleh para faqih semenjak kita takbiratul Ihram ketika membaca do'a iftitah.
إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Sesungguhnya Shalatku, ibadahku (sembelihan), hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan karena itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang yang berserah diri.
Begitu pentingnya kekhusyu'an karena, khusyu' dalam shalat akan mengantarkan kita meraih substansi, sehingga shalat kita lebih bermakna dan tidak sekedar menggugurkan kewajiban saja. Jika demikian, adanya ketika kita telah berhasil shalat dengan khusyu' maka secara otomatis shalat kita akan berfungsi sebagai filter diri atas berbagai tindakan kita. Sehingga apa yang Allah SWT firmankan dalam al-Ankabut ayat 45 akan terlaksana.
إن الصَلة تنهى عن الفخشاء واملنكر