MTPJ 10 September 2023: Allah Merekarekakan Kebaikan, Ini Renungan dan Pertanyaan Refleksi

- 9 September 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi. MTPJ 10 September 2023, renungan tentang Allah Merekarekakan kebaikan.
Ilustrasi. MTPJ 10 September 2023, renungan tentang Allah Merekarekakan kebaikan. /PIXABAY/ jasongillman/

Baca Juga: Bacaan Injil 30 Juli 2023 Lengkap dengan Renungan Harian Katolik Hari Ini Tentang Kerajaan Surga

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kisah Yusuf, seorang muda yang pekerjaannya sebagai gembala kambing domba, anak yang paling disayang oleh ayahnya Yakub ternyata menjadi pemicu, sehingga kakakkakaknya cemburu dan membenci dia (Kej. 37:2-4). Yusuf juga pernah bermimpi bahwa: Pertama, berkas gandumnya berdiri tegak, sedangkan berkas gandum kakak-kakaknya sujud menyembah kepadanya. Kedua, matahari, bulan dan 11 bintang juga sujud menyembahnya. Kedua mimpi ini hendak menyiratkan bahwa Yusuflah yang akan bersinar dan sukses dibandingkan kakak-kakaknya, sehingga semakin iri hati mereka kepada Yusuf (Kej. 37:6-11). Selanjutnya dikisahkan dengan cara yang sangat licik, saudara-saudara Yusuf menjualnya kepada saudagar/kafilah yang sedang dalam perjalanan ke Mesir (Kej. 37:12-36).

Setelah Yusuf melalui berbagai kisah sedih, dia sukses mendapatkan kedudukan sebagai penguasa di tanah Mesir. Karena bencana kelaparan di Kanaan maka saudara-saudaranya mencari makanan di Mesir. Walaupun mereka takut bertemu dengan Yusuf mengingat perbuatan jahat kepadanya. Namun Yusuf tidak dendam karena ia percaya bahwa apa yang sudah terjadi karena campur tangan Tuhan Allah, “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kej. 45:5). Yusuf percaya dengan kejadian ini Tuhan Allah punya rencana untuk memelihara keluarganya, sanak saudaranya bahkan ayahnya Yakub (Israel).

Tuhan Allah berfirman kepada Yakub ketika ia akan pergi ke Mesir untuk menjumpai anaknya Yusuf: “Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga yang membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang mengatupkan kelopak matamu nanti.” (Kej. 46:3-4).

Baca Juga: Renungan Injil Matius 13:24-34 Perumpamaan Tentang Lalang di Antara Gandum dan Biji Sesawi

Rencana Tuhan Allah bagi umat-Nya terus berjalan walaupun Yakub sudah meninggal, hal ditegaskan dalam pasal 50:15-21, yakni: saudara-saudara Yusuf masih takut dengan Yusuf yang mungkin akan membalas dendam kepada mereka. Mungkin selagi ayahnya masih hidup, Yusuf berlaku baik kepada mereka. Namun setelah ayah mereka meninggal, apakah masih seperti itu? (ayat 15). Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka saudara-saudara Yusuf memakai nama ayahnya untuk menyampaikan pesan: “Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu”. (ayat 17). Yusuf kemudian menangis ketika pesan itu diterimanya, mengapa? Karena di dalam hatinya tidak ada niat jahat seperti yang ada dalam pikiran saudara saudaranya tersebut, sebab bila ia berniat untuk membalas dendam, maka itu sudah dilakukannya ketika mereka datang untuk yang pertama kalinya ke Mesir (lih. Kej. 42:1-38). Justru pada saat melihat saudara-saudaranya, Yusuf menangis (42:24).

Saudara-saudara Yusuf memohon kepadanya untuk mengampuni mereka, bahkan bersedia menjadi budak Yusuf (ayat 18). Mereka merasa tidak layak untuk menjadi saudara Yusuf atau mungkin mereka takut Yusuf menghukum mereka. Jadi keputusan menjadi budak adalah hal yang paling baik. Namun apa tanggapan Yusuf? Ia berkata: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?” (ayat 19). Yusuf sadar bahwa ia bukanlah Tuhan Allah yang berhak untuk menghakimi orang yang yang berbuat salah, sebab penghakiman hanyalah milik Tuhan Allah.

Kepergian Yusuf ke Mesir walaupun dahulunya sebagai budak tetapi sudah dalam rencana Allah: “memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. (ayat 20). Bagi Yusuf kedatangannya ke Mesir adalah rancangan Tuhan Allah. sebab kalau tidak demikian dapat saja keluarganya yang pada waktu itu berdiam di tanah Kanaan mengalami bencana kelaparan akan mati dan rencana Tuhan Allah tidak tergenapi. Tuhan Allah punya rencana yang indah bag Amat-Nya, yakni mereka terpelihara di tanah Mesir, bertambah banyak di sana dan pada akhirnya kembali lagi ke tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan Allah kepada Abraham.

Halaman:

Editor: Sani Charonni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x