Teks Khutbah Jumat Singkat Terbaru di Peringatan HUT RI: Makna Penting Peringatan Kemerdekaan dan Muharram

- 18 Agustus 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat di HUT RI,  teks khutbah Jumat bulan Muharram, teks khutbah Jumat singkat, khutbah Jumat terbaru, khutbah Jumat NU Online.
Ilustrasi khutbah Jumat di HUT RI, teks khutbah Jumat bulan Muharram, teks khutbah Jumat singkat, khutbah Jumat terbaru, khutbah Jumat NU Online. /Pixabay/@Konevi

BERITA DIY - Simak teks khutbah Jumat singkat terbaru dan menyentuh hati di peringatan HUT RI dengan tema makna penting peringatan kemerdekaan dan Muharram.

Masyarakat Indonesia telah memperingati hari kemerdekaan atau HUT RI yang ke-77 pada Rabu, 17 Agustus 2022.

Perayaan HUT RI tahun ini terasa lebih spesial karena berbarengan dengan bulan yang istimewa dalam umat Islam yaitu bulan Muharram.

Hal ini memberikan pesan bahwa umat Islam khususnya di Indonesia hendaknya memiliki perhatian kepada dua peristiwa penting yakni kemerdekaan dan hijrah.

Untuk itu, naskah atau teks khutbah Jumat dengan tema makna penting peringatan kemerdekaan dan Muharram bisa dipilih sebagai bahan renungan untuk memperingati 2 peristiwa penting yang ada di dalamnya.

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat Tema HUT Kemerdekaan RI Ke-77: Memunculkan Makna Penting Nilai Kepribadian Bangsa

Berikut teks khutbah Jumat singkat terbaru dan menyentuh hati di peringatan HUT RI dikutip dari jatim.nu.or.id:

Khutbah I

   الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ

 وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

 أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِيْ كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ (الحج: ١)

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Taala dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.  

Baca Juga: Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram Lengkap dengan Doa: Menjaga Keistiqomahan demi Masa Depan 

Kaum Muslimin yang Berbahagia

Kemarin kita telah merayakan dua hari besar yang saling berdekatan. Hari Rabu, 17 Agustus 2022 diperingati sebagai hari ulang tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Waktu tersebut paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dan pada 10 Muharaam, kita memperingati hari Asyura, salah satu hari yang paling bersejarah dalam perjalanan umat Islam.

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Selama 77 tahun kita menghirup udara kemerdekaan, apakah kita telah benar-benar meraih kemerdekaan yang hakiki? Tidak dipungkiri, merdeka dari cengkeraman kaum penjajah merupakan kenikmatan agung yang Allah anugerahkan kepada bangsa Indonesia. Betapa tidak, dengan kenikmatan merdeka, kita bisa dengan leluasa melakukan banyak hal yang bermanfaat. Akan tetapi sudah cukupkah bagi kita kemerdekaan dari cengkeraman penjajah? Bukankah masih banyak belenggu yang harus kita singkirkan agar kita dapat meraih kemerdekaan hakiki dan sejati?  

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat NU Singkat Tentang Amal Kebaikan Bulan Muharram dan Keutamaan Hari Asyura Menyentuh Hati

Jamaah yang Berbahagia

Kemerdekaan hakiki adalah ketika kita sudah mampu memerdekakan diri kita dari jerat hawa nafsu. Kemerdekaan sejati adalah ketika kita telah mampu memerdekakan diri dari perangkap jahat setan yang tiada henti membuai kita dengan rayuannya. Kemerdekaan yang sebenarnya adalah tatkala kita telah mampu memerdekakan hati kita dari penyakit-penyakit hati yang membinasakan.

Kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seorang pejabat adalah saat ia mampu memerdekakan dirinya dari mental korup. Pejabat yang korup dan memakan uang rakyat sejatinya ia terjajah dan belum merdeka. Terjajah oleh angan-angannya bahwa kekayaan dan status sosial yang tinggi akan melambungkan kebahagiaannya.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat NU Terbaru Singkat dan Penuh Makna: Menyiapkan Diri Menyambut Bulan Muharram

Kemerdekaan yang hakiki bagi orang kaya adalah tatkala ia mampu memerdekakan hatinya dari penyakit sombong dan sikap merendahkan orang lain. Kemerdekaan bagi seorang pedagang adalah ketika ia mampu memerdekakan dirinya dari kecurangan. Seorang santri atau siswa dikatakan merdeka apabila ia mampu memerdekakan dirinya dari kemalasan dalam menuntut ilmu. Guru atau dosen yang merdeka adalah yang mampu memerdekakan dirinya dari niat lain selain mengabdi, mendidik, dan mengader. Seorang tetangga yang merdeka adalah apabila ia mampu memerdekakan hatinya dari virus iri, dengki, dan hasud kepada tetangganya. Dan begitulah seterusnya.

Kemampuan melepaskan belenggu yang menghalangi kita dari berbuat baik, itulah kemerdekaan yang hakiki dan sesungguhnya. Jika seluruh bangsa Indonesia sudah meraih kemampuan itu, maka Indonesia benar-benar telah merdeka. Merdeka dalam arti yang sesungguhnya.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru Muhammadiyah Menyentuh Hati Lengkap Dengan Doa: Ciri-Ciri Orang Bertakwa

Jamaah Rahimakumullah

Sebelumnya kita memperingati hari Asyura, 10 Muharram 1444 H. Salah satu yang kita kenang dan petik hikmahnya pada hari Asyura adalah kemerdekaan Nabi Musa Alaihis Salam beserta para pengikutnya yang beriman dari cengkeraman Fir’aun, al-Walid bin Mush’ab, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai tuhan yang wajib disembah.

Allah memerintahkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam agar pergi kepada Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa. Nabi Musa pun pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan dan membuktikan kenabian dan kerasulannya. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram: Memaknai Hakikat Hijrah dalam Kehidupan Beserta Doa

Ketika Musa dan para pengikutnya telah mendekati laut merah, Allah mewahyukan kepada Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya. Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun mengejar mereka. Allah Subhanahu Wata’ala kemudian menenggelamkan mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan orang-orang yang bersamanya.  

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan dalam berdakwah kepada Allah dan bersabar untuk itu. Di atas garis  perjuangan mereka inilah para sahabat dan para ulama menempuh jalan. Mereka mendarmabaktikan jiwa dan raga untuk memperjuangkan agama Allah.

Teladan Sayyidina al-Husain Radhiyallahu ‘Anhu yang gugur syahid pada hari Asyura, hari Jumat 61 H selalu lekat dalam ingatan kita. Ketika beliau melihat orang yang tidak cakap memimpin kaum muslimin ingin meraih puncak kepemimpinan tanpa bai’at dari tokoh-tokoh pembesar kaum muslimin yang berilmu dan bertakwa, Al-Husain terang-terangan menentang hal itu.  

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat 1 Dzulhijjah Terbaru 2022 dengan Tema: Haji Sebagai Panggilan Allah

Al-Husain berpegang teguh dengan kebenaran dan konsisten dengannya, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar hingga ia terbunuh padahal beliau adalah putra dari putri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau gugur syahid di tangan orang-orang yang fasiq dan zalim.

Hadirin Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, amin.

   أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

   اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat 1 Dzulhijjah Terbaru 2022 dengan Tema: Haji Sebagai Panggilan Allah

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Demikian teks khutbah Jumat singkat terbaru dan menyentuh hati di peringatan HUT RI dengan tema makna penting peringatan kemerdekaan dan Muharram.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x