الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ
Artinya:
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
Selain itu, Idul Fitri juga merupakan momen untuk meneguhkan persaudaraan dan mempererat tali silaturahmi.
Hal ini bisa diawali dari meminta maaf dan menerima maaf dari saudara atau keluarga dekat untuk kembali merekatkan tali harmonisasi sosial serta terus menyambung persaudaraan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits berikut ini:
Man akhabba ayyub sathoo lahu fii rizqihi wa yunsa ala hu fii astarihi fal yashil rakhmah
Artinya:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya menyambung kasih sayang atau persaudaraan,” Hadits Riwayar Bukhari dan Muslim.