Dia merupakan seseorang dengan suasana hati yang mudah berubah dan hanya mengikuti keinginannya sendiri.
Disebutkan bahwa perubahan suasana hati yang gampang berubah ini semakin parah setelah Vincent Van Gogh dewasa. Hal ini membuat dia tidak bisa mempertahankan pekerjaannya sebagai pelukis.
Baca Juga: Apa itu Penyakit Autoimun yang Mengidap Jada Pinkett Smith? Ini Penjelasan, Ciri-ciri, dan Jenisnya
Bahkan dia pernah mau dimasukan ke rumah sakit jiwa oleh sang ayah. Seiring berjalannya waktu suasana hatinya semakin sering mengalami perubahan bahkan tidak bisa diprediksi.
Dia lebih sering mengalami euphoria ke depresi menjadi lebih sering terjadi. Vincent Van Gogh merasakan kecemasan tanpa alasan, merasa kosong dan sangat melankolis.
Hal buruk lainnya yang dia alami yaitu dia mengejar rekannya Gauguin menggunakan pisau tanpa alasan. Dia juga pernah memotong telinganya sendiri, hal ini menyebabkan dia masuk rumah sakit.
Saat itu dia didiagnosa mengidap epilepsi dan diberikan obat kemudian merasa lebih baik di mana halusinasinya berkurang namun depresinya tidak membaik.
Vincent Van Gogh kemudian kembali mengalami depresi yang begitu lama dari bulan Februari sampai April 1890. Dia menembak dirinya di perut bagian atas ketika dia berada di padang rumput Auvers.
Vincent Van Gogh meninggal dua hari kemudian, sebelum meninggal dia telah membuat 3000 karya lukisan. Tanggal kelahirannya 30 Maret inilah yang kemudian dijadikan sebagai Hari Bipolar Sedunia.