Network
Sedangkan abu sendiri sudah digunakan sejak zaman purba, dikutip dari gkjbekasi, menyebutkan bahwa abu dalam kesaksian Alkitab dipergunakan untuk mengungkapkan perkabungan.
Seperti yang diungkapkan oleh Uskup Sanggau Mgr. Giulio Mencuccini yang dikutip dari diskominfo.sanggau.go.id menyebutkan bahwa dengan puasa dalam Hari Rabu Abu adalah puasa keagamaan.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat Paskah 2021: Cocok untuk Keluarga, Saudara, Teman dan Sahabat
“Namun di zaman sekarang arti puasa ada banyak diantaranya, pertama, puasa politis atau sosial, misalnya pemogokan dengan tidak makan minum sebagai aksi protes atas suatu kebijakan,” ungkap Uskup Sanggau Mgr. Giulio Mencuccini dikutip dalam laman diskominfo.sanggau.go.id.
“Kedua, pusa kesehatan atau ideologi, misalnya pusa vegetarian atau diet. Ketiga, puasa estetis guna memelihara bentuk lansing tubuh. Keempat, puasa yang terpaksa yaitu puasa yang masih harus dialami oleh jutaan manusia, bagi mereka yang tidak memiliki atau kekurangan makan dan minum sehingga akibatnya mereka ada yang mati kelaparan,” pungkas Uskup Sanggau Mgr. Giulio Mencuccini pada tahun 2021.
Selain penggunaan abu, pada Hari Rabu Abu juga menggunakan warna ungu atau ungu tua. Warna ini menyimbolkan penderitaan dan penyaliban Yesus.
Baca Juga: Apa Itu Trihari Suci? Mengenal Makna Kamis Putih, Jumat Agung hingga Paskah bagi Umat Kristiani
Tidak hanya itu, warga ungu menyimbolkan juga menyimbolkan keagungan yag melambangkan bahwa melalui penderitaan dan kematian Yesus, akan datang keagungan dan pengharapan pembaruan yang dirayakan dalam kebangkitan Yesus di hari raya Paskah nanti.
Demikian makna Hari Rabu Abu yang jatuh pada 2 Maret 2022 sesuai dengan liturgi agama Katolik.**
