Apa Itu Antibodi Monoklonal? Berikut Asal Usul, Cara Kerja, dan Manfaatnya Mengatasi Infeksi Virus Covid-19

18 Maret 2022, 11:35 WIB
Ilustrasi - apa itu antibodi monoklonal, berikut penjelasan asal usul, cara kerja, dan pemanfatannya mengatasi infeksi virus Covid-19. /PEXELS/Karolina Grabowska

BERITA DIY - Mengenal apa itu antibodi monoklonal. Berikut penjelasan asal usul, cara kerja, dan pemanfatannya untuk mengatasi infeksi virus Covid-19.

Dikutip dari laman Siloam Hospital, Antibodi monoklonal merupakan suatu protein yang dibuat di laboratoritum yang memiliki cara kerja menyerupai kemampuan kerja sistem kekebalan tubuh manusia.

Protin buatan ini akan berperan untuk melawan berbagai macam infeksi virus dan patogen berbahaya yang menyerang tubuh. Antibodi monoklonal diperoleh melalui teknik hibridoma.

Baca Juga: Viral, Cara Membuat Tempe Oplos Kardus dan Kertas untuk Siasati Harga Kedelai Mahal Hari Ini

Pembuatan antibodi monoklonal membutuhkan proses yang cukup panjang, yaitu dengan melalui tiga tahapan proses yang terdiri dari imunisasi, fusi, dan kloning.

Tahap imunisasi dapat dilakukan dengan menggunakan cara konvensional, imunisasi sekali suntik intralimpa, dan imunisasi invitro.

Kemudian pada tahap fusi sel akan dihasilkan sel hibrid yang bertugas untuk menghasilkan antibodi seperti yang ada pada sel limpa.

Baca Juga: PIP SD, SMP, SMA Rp1 Juta Kemendikbud 2022 Kapan Cair? Simak Cara Cek Penerima di link pip.kemendikbud.go.id

Sel-sel hibrid ini secara terus menerus akan mengalami penggandaan melalui pembiakan seperti sel myeloma dan menghasilkan antibodi yang berlipat.

Pemanfaatan antibodi monoklonal telah tersebar di berbagai negara dengan berfungsi sebagai terapi maupun deteksi penyakit.

Antibodi monoklonal telah digunakan dalam beberapa pengobatan seperti pada infeksi virus Ebola dan HIV. Selain itu, saat ini antibodi monoklonal juga digunakan dalam mengatasi virur Covid-19.

Baca Juga: Cara Cek Penerima PIP 2022 di Link Resmi Kemendikbud: Siswa SD, SMP, SMA, SMK dapat Bantuan hingga Rp1 Juta

Untuk mencegah terinfeksi virus Covid-19, antibodi monoklonal akan mengikat protein spike virus SARS-COV-2. Dengan cara ini virus SARS-COV-2 akan tertahan dan tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh.

Pengobatan di Indonesia telah memanfaatkan antibodi monoklonal sebagai perawatan terapi untuk pasien COVID-19. Terapi ini akan mempersingkat waktu perawatan dan mencegah keparahan pada pasien yang terinfeksi virus SARS-COV-2.

Mulai Februari 2021, Food and Drugs Administration (FDA) telah memberikan izin untuk penggunaan terapi antibode monoklonal, dilansir BERITA DIY dari laman Siloam Hospitals pada 18 Maret 2022.

Baca Juga: Film Hotel Transylvania dan The Monuments Men Hadir: Jadwal Acara TV GTV Hari Ini Jumat, 18 Maret 2022

Terapi antibodi dapat diberikan pada pasien yang mengalami gejala ringan terinfeksi virus SARS-COV-2 dan belum memerlukan terapi oksigen.

Pada perawatan pasien Covid-19, terapi antibodi monoklonal di Indonesia akan menggunakan regdanvimab untuk pasien dalam kategori ringan hingga sedang.

Penggunanaan antibodi monoklonal regdanvimab secara efektif dapat mengurangi lama masa inap dan mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19.

Dikutip dari laman Siloam Hospitals, penggunaan regdanvimab telah mengurangi risiko rawat inap hingga 72 persen pada pasien kategori ringan hingga sedang. Kemudian menurunkan angka kematian akibat Covid-19 hingga 70 persen.

Baca Juga: Gejala Hipotermia dan Cara Mengatasinya, Cegah Penurunan Suhu Tubuh dengan Cara Ini

Namun selain dampaknya yang bagus untuk mengobati infeksi akibat virus Covid-19, penggunaan antibodi monoklonal memiliki beberapa efek samping seperti hipersensitivitas, hipertrigliseridemia, alergi terkait infus, dan anafilaksis.

Dalam beberapa kasus penggunaan regdanvimab juga dapat menyebabkan demam, sakit kepala, menggigil, sesak napas, mual, hipotensi, angioedema, ruam, mialgia, pruritus, pusing, bronkospasme, hingga iritasi tenggorokan.

Dengan alasan ini, penggunaan terapi antibodi monoklonal masih terus diteliti dan penggunaannya selalu diawasi. Jika muncul efek samping yang berbahaya, pihak rumah sakit akan mempertimbangkan jenis terapi lain.

Baca Juga: Penderita Diabetes Tipe 2 Wajib Hindari Makanan Ini, Konsumsi Biji-bijian Sebagai Diet Alternatif

Itulah informasi mengenai antibodi monoklonal dan penggunaannya dalam mengatasi infeksi virus Covid-19 di Indonesia.***

Editor: Bagus Aryo Wicaksono

Sumber: Siloam Hospital

Tags

Terkini

Terpopuler