Khutbah Idul Adha Singkat Padat dan Mengharukan Tahun 2021, Bisa Dibaca Usai Salat Berjamaah di Rumah

19 Juli 2021, 19:10 WIB
Ilustrasi - Teks khutbah Hari Raya Idul Adha 2021 tentang suri tauladan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS sebagai pemimpin. /UNSPLASH/jontyson

BERITA DIY - Simak teks khutbah Idul Adha yang singkat, padat, dan mengharukan tahun 2021. Bacaan khutbah bisa Anda sampaikan usai salat sunah berjamaah Idul Adha di rumah bersama keluarga.

Selaras dengan aturan PPKM Darurat, pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjalankan salat Hari Raya Idul Adha di rumah untuk menghindari kerumumnan.

Jika ingin merasakan suasana Idul Adha yang sebenarnya, tak ada salahnya untuk menyampaikan khutbah singkat kepada keluarga. Penyampaian khutbah ini diharapkan menjadi refleksi untuk kita semua dan tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Baca Juga: Bacaan Ayat Kursi Lengkap dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia, Beserta Keutamaan

Sebagaimana yang kita ketahui, sejarah Idul Adha berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Nabi Ismail AS.

Ketika itu, Nabi Ibrahim AS dengan rela mengurbankan anaknya yang merupakan wahyu dari Allah SWT. Karena kepatuhan kepada Allah SWT, maka Dia mengubah Nabi Ismail AS dengan domba kurban.

Kisahnya bisa menjadi refleksi bagi kehidupan kita sehari-hari, bagaimana kita harus mengorbankan apa yang memang menjadi milik Allah SWT. Lantas, sikap tersebut menghindari kita pada nafsu dunia dan ketamakan. 

Baca Juga: Teks Khutbah Hari Raya Idul Adha 2021 di Tengah Pandemi Covid-19

Dilansir dari Mahkamah Agung Republik Indonesia, salah satu khutbah Hari Raya Idul Adha bertajuk "Moralitas Seorang Pemimpin: Refleksi Keteladanan Nabi Ibrahim AS" oleh Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I., selaku Ketua Pengadilan Agama Tulang Bawang Tengah, bisa menjadi khutbah yang disampaikan usai salat berjamaah dengan keluarga di rumah.

Teks khutbah Hari Raya Idul Adha 1442 H

Assamalauaikum Wr. Wb

Saudara-saudara kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia.

Ungkapan rasa syukur kepada Allah swt, hari ini kita dapat merayakan Idul Adha, dinamakan juga dengan Idul Qurban, Idun Nahr, dan Idul Akbar. Hari raya yang menekankan semangat sosial dan berkorban. 

Suatu nikmat yang besar, kita dapat berjumpa dengan hari raya besar dan agung ini. Shalawat dan salam kita sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan penerus risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Adha Singkat Kemenag dan Tutorial Sholat Hari Raya Kurban di Rumah Menurut Muhammadiyah

Covid-19 sampai sekarang masih mewabah di Indonesia, kini tahun yang kedua artinya dua kali haji dan kurban kita merayakan Idul Adha dalam kondisi virus corona yang mewabah. Akibatnya calon jamaah haji Indonesia untuk kedua kalinya kembali tidak diberangkatkan ke tanah suci Makkah untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. 

Kebijakan ini diambil Pemerintah untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah agar tidak terpapar virus yang mematikan ini. Sangat wajar keputusan Pemerintah ini untuk menjaga keselamatan jiwa (hifz náfs), menjaga keberlangsungan agama melalui rukhsháh.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Salah satu kisah Nabi Ibrahim AS yang tercantum dalam Al-Quran berkaitan dengan perayaan Idul Adha, yang menjadi salah satu hari raya besar umat Islam, yang jatuh setiap 10 Dzulhijjah dan diperingati pada tanggal tersebut dengan menyembelih hewan kurban sampai hari Tasyrik 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. 

Baca Juga: Idul Adha 2021: Niat dan Tata Cara Shalat Idul Adha Berjamaah di Masjid untuk Wilayah Non PPKM Darurat

Ibadah kurban yang disyariatkan Allah bertujuan untuk menanamkan keutamaan, kebaikan, akhlak mulia, dan mengikis sifat kezaliman dan kerusakan. Perintah pelaksanaan ibadah kurban ini tertulis dalam Surat al-Kautsár ayat 1-3 :

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ - ١فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ - ٢اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ - ٣

Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah), (QS. Al-Kautsar 1-3)

Baca Juga: Cara Membuat Kartu Ucapan Idul Adha Online dan Kumpulan Kata-kata Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Momen peringatan Idul Adha tidak dapat kita pisahkan dari ritual dan pengorbanan yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim AS beserta keluarganya. Oleh karena itu mari kita gunakan kesempatan baik ini untuk menadaburinya, melakukan refleksi atasnya, dan meneladaninya, sebagaimana disebutkan dalam Surat an-Nahl ayat 120:

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ

Artinya: "Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah)," (QS. An-Nahl ayat 120)

Baca Juga: Cara Membuat dan Link Twibbon Ucapan Hari Raya Idul Adha 1442 H, Bisa Jadi Foto Profil di Media Sosial

Allah menegaskan bahwa dalam diri Nabi Ibrahim terdapat teladan, sebab hanya Nabi Ibrahim AS yang selalu kita sebut dalam shalat, selain Nabi Muhammad SAW. Doa yang kita baca untuk Nabi Muhammad SAW ketika tasyahúd selalu disetarakan dengan doa ke Nabi Ibrahim AS. Dalam Islam keteladanan, dikenalkan dengan istilah uswátun hasanah, yaitu sebuah konsep moralitas seorang pemimpin dalam pola interaksi dengan rakyatnya.

Sebelum Nabi Ibrahim AS hadir saat itu pola interaksi pemimpin dan masyarakat adalah militeristik dan otoriteristik. Kemudian Nabi Ibrahim AS hadir membawa pola interaksi dengan paradigma baru yaitu mengedepankan moralitas dan contoh teladan yang baik. Sebuah gerakan moral yang bersifat soft-power, dengan menjunjung tinggi keteladanan, penegakan hak asasi manusia dan akhlak mulia.

Potret kepemimpinan Nabi Ibrahim AS dapat dideskripsikan dari berbagai perintah Allah swt, dan aksi nyata dalam membawa cita- cita reformasi untuk perbaikan nasib ummat manusia, sehingga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan nyata, di antaranya :

Baca Juga: Bacaan Doa Menyembelih Kurban di Hari Raya Idul Adha, serta Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban

Pertama, Nabi Ibrahim AS merupakan sosok manusia yang memiliki pikiran terbuka sekaligus kritis. Hal ini karena Nabi Ibrahim sebenarnya dilahirkan dalam keluarga penyembah berhala. Namun, ia tidak serta merta mengikuti apa yang dianut oleh orang tuanya. Dengan akal fikirannya Nabi Ibrahim berusaha mencari tuhan yang sebenarnya.

Kedua, Nabi Ibrahim AS menjadi pribadi yang memiliki keteguhan yang sangat kuat, berani mengajarkan tauhid di tengah lingkungan yang kental dengan sesembahan berhala dan penguasa otoriter. Kisah saat ia menghancurkan 72 berhala dan menyisakan satu berhala yang paling besar, di leher patung yang paling besar Nabi Ibrahim meletakan kapak yang digunakan untuk menghancurkan berhala lain, sehingga berujung pada hukuman keji terhadap dirinya, yaitu dibakar hidup-hidup. Namun ia tetap sabar, tegar dan tanpa rasa takut sehingga Allah akhirnya menyelamatkannya dari kobaran api yang membara.

Ketiga, Nabi Ibrahim AS memiliki tanggung jawabnya terhadap keluarga, ia merupakan seorang ayah dan suami yang sukses. Isterinya, Siti Hajar merupakan seorang ibu yang dengan ikhlas dan sabar. Dari tangannya pula Ismail tumbuh menjadi anak yang saleh dan pemimpin masa depan, yang ketika dimintai pendapat oleh sang ayah tentang perintah Allah untuk menyembelihnya, dengan ikhlas dan ketulusan hati ia menerima perintah Allah.

Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan Syafahullah, Syafahallah, Syafakillah, dan Syafakallah, Apa Saja Artinya?

Keempat, Nabi Ibrahim merupakan sosok manusia yang memiliki prasangka baik yang sangat kuat terhadap Allah swt. Begitu besar prasangka baiknya terhadap Allah. Karena perintah Allah swt beliau menempatkan Ismail dan isterinya yang lemah di tengah padang pasir, beliau yakin dengan penjagaan dan pemeliharaan Allah swt.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd, Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah.

Perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS mengandung pelajaran berharga bagi para anak, karena beliau adalah seorang anak yang amat berbakti kepada kedua orang tuanya dan selalu menyampaikan kebenaran kepada mereka dengan cara yang terbaik sebagaimana dalam Surat Maryam ayat 42-45. 

Ketika bapaknya, Azar produsen patung tuhan menyikapinya dengan keras, Nabi Ibrahim tetap santun dan berdoa untuk kebaikan ayahnya dalam Surat Maryám ayat 47. Kisah Nabi Ibrahim AS juga mengandung pelajaran berharga bagi seorang ayah kepada anaknya bahwa selalu ada ruang untuk berpendapat atas setiap keputusan sebagai kepala rumah tangga kepada anak-anaknya.

Baca Juga: Hukum Sholat Idul Adha Sendirian di Rumah Menurut Penjelasan MUI

Oleh karenanya dalam khutbah ini dapat diambil teladan bahwa dalam kisah Nabi Ibrahim AS perjalanan hidupnya ditemukan sosok seorang nabi, pemimpin, ayah, suami, dan anak yang luar biasa. Memiliki karakteristik manusia yang terpuji, yaitu : sosok pemimpin sejati sehingga Allah swt menjadikannya seorang imam, pemimpin umat, dan fokusnya adalah melanjutkan warisan ini untuk keturunannya dan umat. 

Sebagai teladan kesabaran, ketika dihadapkan pada tantangan, cobaan dan ujian, Nabi Ibrahim AS selalu bersikap tenang dan bijaksana. Ketika ayahnya menentang risalahnya dia tidak marah dan tetap sabar. Dia berbicara dengan ayahnya dengan cara yang lemah lembut. Ketika penguasa mencoba membungkamnya, ia tetap teguh dan istiqomah dengan reformasi ketauhidan yang dibawanya meskipun nyawa taruhannya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil Hamd

Demikian khutbah singkat ini semoga ketauladan Nabi Ibrahim AS menjadi perbaikan moralitas bagi kita sebagai seorang pemimpin baik dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat dan bernegara. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan dalam menyampaikan khutbah, insha Allah segala rangkaian amal ibadah kita diterima Allah swt

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Editor: Muhammad Suria

Sumber: badilag.mahkamahagung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler