Staf Ahli Menkominfo Sebar Video Hoaks, Henry Subiakto: Saya Sengaja Bereksperimen

1 April 2021, 15:00 WIB
Cuitan Hendry Subiakto yang telah dihapus. /tangkap layar twitter.com/@raviopatra

BERITA DIY - Profesor Henry Subiakto, Guru Besar FISIP Universitas Airlangga sekaligus Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi disebut-sebut menyebarkan hoaks di twitter.

Adapun cuitan yang diunggah oleh dirinya yakni foto Warga Negara Indonesia (WNI) di AS yang mengalami tindakan rasisme oleh warga lokal. Cuitan itu sendiri telah dihapus oleh Henry, setelah mendapatkan kritik dari para netizen.

“Ada fenomena rasis di AS. Bule benci wajah-wajah Asia. Ini anak Indonesia di San Diego diserang bule. Dia adalah Anton Karundeng, orang Menado Surabaya. Si bule nggak tahu kalau Anton jago berantem. Video ini dapat dari FB Pak Peter F Gontha,” tulis @henrysubiakto dalam tangkapan layar yang diunggah @raviopatra pada Rabu, 31 Maret 2021.

Baca Juga: Apa Itu Trihari Suci? Mengenal Makna Kamis Putih, Jumat Agung hingga Paskah bagi Umat Kristiani

Baca Juga: Pertama dalam Sejarah, BTS Jadi Artis Korea Pertama yang Masuk Nominasi BRIT Awards 2021

Unggahan itu menuai kritikan dari para netizen. Salah satunya aktivis Ravio Patra.

“Halo @henrysubiakto, biasakanlah memeriksa informasi sebelum dikirim di media sosial. @kemkominfo tolong ini dikasih stempel hoax ya. Bersama kita hentikan disinformasi!!” kata @raviopatra.

Namun, setelah ditegur banyak warganet, Henry mengatakan bahwa yang ia lakukan hanyalah sebuah eksperimen.

 

“Saya justru kadang sengaja bereksperimen, apa yang sudah tersebar cukup lama di banyak WA group & FB, saat saya coba naikkan ke twitter, ternyata reaksi di twitter itu lebih cepat dalam mengoreksi content, terutama pada akun yang jelas pemiliknya. Hanya sejam sudah banyak yang ngoreksi. Baguslah. Thanks,” tulisnya di @henrysubiakto pada Rabu, 31 Maret 2021.

Baca Juga: Link Live Streaming Piala Menpora PSS Sleman vs Persik Kediri di Indosiar dan Vidio

 Ia pun mengaku telah menghapus cuitannya yang keliru tersebut.

“Jika content itu mudzarot ya dihapus saja. Dan ternyata di twitter banyak akun yang senang saat nemu kekeliruan. Ya monggo. Saya ngetwit sekaligus mengamati & merasakan,” katanya

“Jadi makin terbukti di medsos banyak orang bersemangat untuk kritis & cenderung keras serang orang tanpa takut resiko,” lanjutnya.

Menanggapi pernyataan Henry yang mengklaim hanya melakukan eksperimen, Ravio Patra pun kembali memberikan tanggapan.

"Jadi sekarang kalau salah, tinggal ngeles “saya sedang eksperimen”. OK sob," tulis @raviopatra.***

Editor: Muhammad Suria

Tags

Terkini

Terpopuler