BERITA DIY - Mantan Wakil Ketua DPR RI yang kini menjadi politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah turut bicara soal Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
Menurut Fahri Hamzah, kasus kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dilakukan oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko bisa diambil pelajaran.
Kudeta terhadap Partai Demokrat melalui KLB ini, menurut Fahri, bisa dijadikan momentum evaluasi total tentang peran partai politik ke depan.
Baca Juga: Bu Iin Pertemukan Al dan Andin? Mengejutkan! Elsa Tobat? Bocoran Ikatan Cinta Malam Ini
Fahri menambahkan, saat ini partai politik terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, bahkan menyeret organisasi negara hingga seolah-olah tidak sibuk dengan urusan rakyat.
"Kasus yang terjadi pada Partai Demokrat ini harus menjadi momentum evaluasi total tentang peran partai politik ke depan." ujar Fahri Hamzah dikutip Berita DIY dari akun twitter resminya, @Fahrihamzah 7 Maret 2021.
"Karena parpol semakin sibuk dengan dirinya sendiri menyeret organisasi negara sibuk dengan dirinya sendiri. Rakyat bertanya, “kami diurus siapa?” tambah Fahri.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Trans 7 Hari Ini 7 Maret 2021: Ada Trending dan K-Movievaganza
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Diperpanjang hingga Tahun 2022, Wakil Presiden Ma'ruf Amin: Insya Allah
Menurutnya, kasus kudeta yang terjadi di tubuh Partai Demokrat ini juga bisa menjadi pelajaran bahwa kudeta juga bisa berakhir dengan kudeta lagi.
"Kudeta biasanya berakhir kudeta..." tambah Fahri di cuitan lain.
Sebagaimana diketahui, publik tengah disuguhkan kasus KLB Partai Demokrat yang berlangsung di The Hill Hotel & Resort, Sibolangit, Sumatera Utara 5 Maret 2021 lalu.
KLB ini menghasilkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Padahal, Ketua Umum PD yang sah kini dijabat oleh AHY.
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Diperpanjang hingga Tahun 2022, Wakil Presiden Ma'ruf Amin: Insya Allah
Moeldoko diangkat sebagai Ketua Umum Demokrat melalui KLB yang dihadiri oleh sejumlah kader yang sebelumnya dipecat.
Bahkan penetapan Moeldoko sebagai ketum ini juga berlangsung sangat kilat. Moeldoko belum sampai di acara kongres sewaktu dirinya menjadi ketum.
"Memutuskan, menetapkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025," kata pimpinan sidang KLB, Jhoni Allen Marbun.
Menanggapi hal ini, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan putranya yang juga Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan bahwa KLB tersebut ilegal dan abal-abal.
Baca Juga: Cair Bulan Ini, Cek Daftar Penerima Bansos Sembako Rp200 Ribu per Bulan Lewat Link Berikut
Baca Juga: Terkini! Ketentuan Baru Bansos BST Rp300.000 Akan Cair Bulan Maret 2021 Melalui PT Pos Indonesia
Selain mengklaim bahwa KLB tersebut dianggap tidak memenuhi persyaratan dalam AD/ART Partai Demokrat, SBY juga merasa bersalah karena pernah memberikan sejumlah jabatan ke Moeldoko namun berakhir penghianatan.
"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya mohon ampun ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," kata SBY dalam konferensi persnya, Jumat malam.***