Panic Buying Susu Kaleng Saat PPKM Trending di Twitter, Begini Penjelasan Secara Psikologis

- 3 Juli 2021, 16:55 WIB
Tangkapan layar memperlihatkan pembeli sedang berebut atau panic buying memburu produk susu kaleng saat PPKM.
Tangkapan layar memperlihatkan pembeli sedang berebut atau panic buying memburu produk susu kaleng saat PPKM. /Tangkapan layar Instagram/abouttngid

Melansir dari tulisan Melissa Norberg dan Dereck Rucker pada laman The Conversation, panic buying ditengarai oleh membeli barang secara berlebihan.

Baca Juga: Segera Cair! Ini Daftar Bansos yang Cair saat PPKM Darurat Serta 3 Link BST, BPNT dan Kartu Prakerja Juli 2021

Orang-orang mengalami ketakutan untuk mendapatkan kesulitan di masa depan dalam memperoleh barang. Kondisi ini lalu mengubah psikologis masyarakat bahwa barang-barang lebih bernilai saat pasokannya menjadi sedikit.

Ketidakpastian pandemi yang belum tahu kapan berakhir juga dapat memengaruhi seseorang menunjukkan perilaku ini.

Tak hanya itu, beberapa produk atau merk tertentu memiliki kegunaan psikologis dan dapat menenangkan pikiran serta sugesti, seperti halnya sebagian orang yang percaya kasiat dari susu kaleng.

Baca Juga: Sultan Minta Seluruh Pihak Bekerja Sama dalam Pemberlakuan PPKM untuk Mengurangi Covid-19 di DIY

Norberg dan Rucker menekankan bahwa menjadi cemas itu adalah hal yang wajar. Namun, jangan sampai pada akhirnya membeli barang dengan jumlah yang tidak wajar. 

Didukung oleh penemuan Edna B. Foa dan Carmen P, McLean (2016) yang mengatakan bahwa rasa cemas dapat dibuang dengan cara merubah perilaku yang tidak bermanfaat.

Cara serupa juga dapat diatasi dengan menerapkan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau juga sering disebut dengan terapi kognitif.

Baca Juga: Penumpang Garuda Indonesia Berhak Dapat VAKSIN GRATIS! Simak Tata Cara, Jam Buka, dan Syaratnya

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x