Viral Akun Kofe Sajak Diduga Merendahkan Follower yang Tanya Fee Menulis Puisi, Begini Klarifikasinya

22 Desember 2021, 16:32 WIB
Ilustrasi Puisi. Viral akun media sosial Kofe Sajak, sebuah penerbit yang diduga merendahkan follower yang tanya fee menulis puisi. /unsplash.com/Álvaro Serrano

BERITA DIY - Viral akun media sosial Kofe Sajak @sajakkofe, sebuah penerbit yang diduga merendahkan follower yang tanya fee menulis puisi.

Media sosial Twitter dihebohkan kabar viral sebuah penerbit puisi, Kofe Sajak yang diduga merendahkan follower yang bertanya fee jika mengirimkan puisi ke Kofe Sajak.

Kabar ini pertama kali diketahui berdasarkan cuitan dari netizen bernama Fariq Alfaruqi @fariqalfaruqi.

Baca Juga: 690452 Artinya Adalah? Viral di Tiktok dan Trending di Google, Tren Sebabkan Lucid Dream pada Manusia?

"Ketika sejumlah media sedang mengupayakan berbagai cara agar sastra bisa dijual & bisa memberi honor layak bagi penulisnya, malah ada media medioker yg bangga tdk bayar honor penulis. Malah memaki penulis yg bertanya soal itu, dgn arogan, berkedok idealisme bauk toilet terminal," cuitnya pada 20 Desember 2021.

Dalam cuitan selanjutnya, ia mengunggah tangkapan layar percakapan DM Instagram Kofe Sajak di @sajakkofe dan sang followers yang bernama Iin Farlina.

Berikut isi percakapan DM Instagram tersebut:

Iin Farliani:

Kalok mau kirim puisi ke sajak kofe, minimal berapa puisi, Min?

Disediakan honorkah bagi yang terbit?

Baca Juga: Hastag #CuanTarifKarantina Trending Twitter, Cuitan Susi Pudjiastuti dan Netizen Soal Harga Hotel Karantina

Sajak Kofe:

Kalok kamu mau kirim berapa puisi? Bersedia membayar satu puisi berapa untuk diterbitkan di Sajak Kofe?

Iin Farliani:

Saya pikir media ini menyediakan honor bagi karya yang terbit karena dapat info seperti itu. Saya bertanya lagi untuk memastikan.

Kofe Sajak:

'Melampirkan sebuah unggahan puisi'

Itu puisi Oktober kemarin. Satu puisi jonor 5 juta untuk karya Remy Sylado

Puisi kamu bagus?

Karya sastra kita tidak akan manju jika puisi=puisi yang ditulis hanya berorientasi pada honor.

Baca Juga: Viral, Kronologi Penipuan Photocard NCT BTS Kpop oleh Anak Usia 16 Tahun dengan Total Kerugian Rp 43 Juta

Honor akan ada jika puisi dimonetisasi. Gerakan Sajak Kofe, tanpa sponsor tunggal. Ini idealisme segelintir penyair yang studi S2 dan S3 di luar negeri dan membawa konsep puisi pascakontemporer ke Tanah Air.

Untuk memahami gerakan ini memang butuh waktu, ya minimal 3-5 tahun agar pesan yang diusung dapat dipahami oleh masyarakat perpuisian Indonesia, terutama bagi kaum penyair terpelajar. Salam, Tim Redaktur Sajak Kofe

Sontak saja, isi percakapan itu membuat netizen geram. Beragam tanggapan pun muncul.

"Menulis sastra itu labor. Wajar banget orang nanya kalau tulisan dimuat dikasih honor atau enggak. Yang nggak wajar justru kalau tanggapannya masih bla bla bla puisi itu idealisme bla bla bla ngana ngofey emang nggak pake duit. Kalo ga ada honor kan tinggal bilang aja nggak ada," tulis akun @pradewitch.

Baca Juga: Viral Orang Diminta Tebus Motor Miliknya Rp 10 Juta oleh Anggota Polisi, Ini Kronologi yang Ramai di Twitter

"Arogan banget. Penulis harus bisa dibayar untuk karyanya. Dan memang kenapa kalau menulis untuk honor? Jaman saya kuliah, saya menulis cerpen utk diterbitkan di koran2 pun justru karena saya mau dapat duitnya buat tambahan biaya hidup haha. Kalau ga dibayar ya ga mau," tulis akun @risyiana.

Menanggapi ramainya kejadian tersebut di media sosial, pihak Kofe Sajak pun mengunggah permohonan maaf di akun Instagram.

"Tim Sajak Kofe memohon maaf kepada saudari Iin Farliani atas kesalahpahaman dalam proses berkomunikasi. Tetaplah berkarya dan sukses selalu. Salam budaya!," tulis unggahan pada Selasa, 21 Desember 2021 dini hari.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler