Biografi KH Hasyim Asy'ari, Tokoh Pendiri NU dan Pahlawan Nasional: Profil dan Biodata

- 15 September 2022, 11:17 WIB
Ilustrasi KH Hasyim Asy'ari. Simak biografi KH Hasyim Asy'ari, tokoh pendiri NU atau Nahdlatul Ulama dan pahlawan nasional mulai dari profil dan biodata.
Ilustrasi KH Hasyim Asy'ari. Simak biografi KH Hasyim Asy'ari, tokoh pendiri NU atau Nahdlatul Ulama dan pahlawan nasional mulai dari profil dan biodata. /Instagram/@nahdlatululama

BERITA DIY – Berikut biografi KH Hasyim Asy'ari, tokoh pendiri NU dan pahlawan nasional mulai dari profil dan biodata.

Nama Kiai Haji Hasyim Asy'ari atau KH Hasyim Hasy'ari dikenal sebagai tokoh nasional pendiri organisasi Islam, Nahdlatul Ulama (NU).

Bagi kamu yang belum mengenal salah satu sosok penting nasional ini, berikut biografi KH Hasyim Asy'ari mulai dari profil dan biodata.

Biografi Hasyim Asy'ari

Kiai Haji Mohammad Hasyim Asy'ari atau K.H Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, 14 Febuari 1871.

Baca Juga: Profil KH Hasyim Asy’ari, Pahlawan Pendiri NU yang Namanya Hilang di Kamus Sejarah Indonesia

KH Hasyim Asy’ari meninggal dunia pada tanggal 21 Juli 1947 dalam usia 76 tahun dan dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Nama KH Hasyim Asy'ari dikenal masyarakat sebagai pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan juga merupakan pahlawan nasional.

Keahlian KH Hasyim Asy’ari dalam ilmu Islam ia dapatkan dari ayah dan kakeknya. Sejak umur 15 tahun, dirinya belajar di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalanpanji di Sidoarjo.

Baca Juga: Cucu Pendiri NU Minta Nadiem Makarim Mengusut Hilangnya Nama KH Hasyim Asyari di Kamus Sejarah Indonesia

Menimba Ilmu ke Mekah

Pada tahun 1892 tepatnya pada usia 21 tahun, KH Hasyim Asy'ari menimba ilmu ke Mekah dan berguru pada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

Saat di Makkah KH Hasyim Asy'ari juga belajar di bawah bimbinga Syaikh Mafudz dari Termas (Pacitan) yang merupakan ulama dari Indonesia pertama yang mengajar Sahih Bukhori di Makkah.

Hasyim Asy'ari juga mendapatkan ijazah langsung dari Syaikh Mafudz untuk mengajar Sahih Bukhari, di mana Syaikh Mahfudz merupakan pewaris terakhir dari pertalian penerima (isnad) hadis dari 23 generasi penerima karya ini.

Selain belajar hadis ia juga belajar tassawuf (sufi) dengan mendalami Tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah. Ilmu fiqih madzab Syafi'i juga ia pelajari di bawah asuhan Syaikh Ahmad Katib dari Minangkabau yang juga ahli dalam bidang astronomi (ilmu falak), matematika (ilmu hisab), dan aljabar.

Baca Juga: Putra Ulama Buya Arrazy Hasyim Tewas Tertembak Senpi Polisi, Ini Kronologinya

Mendirikan Pesantren Tebu Ireng

Sepulangnya dari Mekkah, Hasyim Asy'rai mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng, yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.

Kemudian pada 1926, KH Hasyim Asy’ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), yang memiliki arti kebangkitan ulama.

K.H Hasyim Asy’ari banyak membuat tulisan dan catatan-catatan dari pemikiran nya sendiri, antara lain:

  • Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama'ah: Fi Hadistil Mawta wa Asyrathis-sa'ah wa baya Mafhumis-Sunnah wal Bid'ah (Paradigma Ahlussunah wal Jama'ah: Pembahasan tentang Orang-orang Mati, Tanda-tanda Zaman, dan Penjelasan tentang Sunnah dan Bid'ah).
  • Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin (Cahaya yang Terang tentang Kecintaan pada Utusan Tuhan, Muhammad SAW).
  • Al-Tibyan: fin Nahyi 'an Muqota'atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan (Penjelasan tentang Larangan Memutus Tali Silaturrahmi, Tali Persaudaraan dan Tali Persahabatan)[12]
  • Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Dari kitab ini para pembaca akan mendapat gambaran bagaimana pemikiran dasar dia tentang NU. Di dalamnya terdapat ayat dan hadits serta pesan penting yang menjadi landasan awal pendirian jam’iyah NU. Boleh dikata, kitab ini menjadi “bacaan wajib” bagi para pegiat NU.
  • Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Hidup ini tak akan lepas dari rintangan dan tantangan. Hanya pribadi yang tangguh serta memiliki sosok yang kukuh dalam memegang prinsiplah yang akan lulus sebagai pememang. Kitab ini berisikan 40 hadits pilihan yang seharusnya menjadi pedoman bagi warga NU.
  • Al-Tanbihat al-Wajibat liman Yushna’ al-Maulid bi al-Munkarat. Kitab ini menyajikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat memperingati maulidur rasul.

Itulah biografi KH Hasyim Asy'ari, tokoh pendiri NU dan pahlawan nasional mulai dari profil dan biodata.***

Editor: Muhammad Suria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x