Penerapan berpikir secara diakronik sering digunakan dalam ilmu sejarah, karena dalam ilmu sejarah kita perlu untuk mengetahui urutan kejadian dalam peristiwa bersejarah.
Apabila kita berpikir secara diakronik maka kita bisa menganalisa peristiwa bersejarah dengan merekonstruksi peristiwa tersebut dengan urutan waktu yang sesuai.
Bagi para ahli sejarah, berpikir secara diakronis ini memungkinkan sejarawan untuk mengetahui kenapa suatu keadaan tertentu terlahir dari keadaan sebelumnya.
Maupun bagaimana suatu peristiwa bersejarah berkembang, sehingga menjadi peristiwa bersejarah lain secara berkelanjutan.
Melalui berpikir secara diakronik, para sejarawan mencari tahu suatu dampak perubahan yang terjadi dikarenakan suatu peristiwa yang pernah terjadi.
Analisa yang dilakukan para sejarawan adalah contoh penerapan berpikir diakronik yang sering dilakukan sampai saat ini, karena hal itu membantu mereka lebih memahami peristiwa yang terjadi.
Contoh penerapan berpikir diakronik dalam peristiwa bersejarah, adalah sebagai berikut:
1. Ketika Indonesia merdeka dari penjajahan dan berhasil menyatakan proklamasi pada 17 Agustus 1945. maka dengan berpikir diakronik, kita menelusuri sejarah bagaimana awalnya Indonesia memperjuangkan kemerdekaan sebelum menyatakan proklamasi.