Sejarah Perjuangan Sultan Hasanuddin: Ayam Jantan dari Timur yang Lawan VOC Belanda, Ini Nama Aslinya

- 11 Januari 2022, 16:57 WIB
Ilustrasi Sultan Hasanuddin yang dapat julukan Ayam Jantan dari Timur lawan VOC Belanda.
Ilustrasi Sultan Hasanuddin yang dapat julukan Ayam Jantan dari Timur lawan VOC Belanda. /FREEPIK/Freepik

BERITA DIY - Sejarah perlawanan Indonesia dengan Belanda tidak dapat terlepas dari jasa para pahlawan. Salah satu pahlawan perjuangan melawan Belanda dari tanah Makassar yang ditakuti penjajah adalah Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin merupakan salah satu pahlawan dalam melawan penjajahan Belanda khususnya di Kasultanan Gowa, Makassar. Kasultanan Gowa merupakan kasultanan terbesar di Timur Nusantara yang menguasai jalur perdagangan.

Perkembangan ekonomi yang pesat membuat Kasultanan Gowa menjadi incaran Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan dari Timur.

Baca Juga: Alasan Mengapa 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan Nasional, Ini Sejarah Peringatannya

Sultan Hasanuddin memiliki nama asli Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Sejak memimpin Kasultanan Gowa, Ia diberi nama Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada 12 Januari 1631. Dia lahir dari pasangan Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-15, dengan I Sabbe To’mo Lakuntu. Semasa kecil, Ia adalah sosok yang cerdas dan pandai berdagang.

Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa mulai tahun 1653 sampai 1669 sebagai pemimpin ke-16. Ia menggantikan sosok ayahnya SUltan Malikussaid yang memiliki nama asli I Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Muhammad Said.

Baca Juga: Sosok Ismail Marzuki, Pahlawan Nasional yang Muncul di Google Doodle Memperingati Hari Pahlawan Nasional

Sultan Hasanuddin kecil mendapat pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak kecil ia sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting agar Ia bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang.

Semasa kepemimpinannya, Kasultanan Gowa mengalami kemajuan yang pesat hingga menjadi incaran VOC Belanda. Pada tahun 1660, VOC Belanda untuk pertama kalinya menyerang Makassar, tetapi belum berhasil menundukkan Kesultanan Gowa.

Tahun 1667, VOC Belanda di bawah pimpinan Cornelis Speelman beserta sekutunya kembali menyerang Makassar hingga menimbulkan pertempuran berlangsung di mana-mana.

Baca Juga: Profil Rihanna Penyanyi yang Dinobatkan Jadi Pahlawan Negara Barbados, Simak Perjalanan Karirnya

Perlawanan kedua Belanda, Kesultanan Gowa terdesak dan semakin lemah hingga dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November 1667 di Bungaya.

Gowa yang terus dirugikan pada akhirnya mengadakan perlawanan lagi yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Pertempuran kembali pecah tahun 1669 dan berhasil menguasai benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 24 Juni 1669.

Perjuangan Sultan Hasanuddin berhenti saat Ia wafat pada tanggal 12 Juni 1670 karena penyakit ari-ari yang dideritanya.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x