Menurut laporan pemerintah tahun 2005, ada 1.488 sekolah rusak yang membuat 150.000 siswa/i menunda proses pembelajaran. Pada sektor fasilitas kesehatan, tercatat 26 Puskesmas di wilayah terdampak mengalami kerusakan.
Banyaknya kerusakan menyebabkan kehidupan manusia setelah bencana tsunami menjadi terganggu. Dampak psikologis juga dirasakan oleh korban yang mengalami stres, trauma, kesedihan, ketakutan, dsb.
Sejak kejadian bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh, masyarakat Indonesia lebih mawas diri terhadap kejadian yang berpotensi menimbulkan bahaya akibat alam, non-alam (manusia), dan sosial.
Meskipun tsunami Aceh dipicu oleh gempa bumi, tak semua gempa bumi menyebabkan tsunami. Dikutip dari Fakultas Teknik UGM, ada beberapa kriteria gempa bumi tektonik yang berpotensi menimbulkan tsunami, yakni:
1. Gempa bumi yang terjadi di bawah laut
2. Pusat gempa terbilang dangkal, kurang dari 30 kilometer di bawah permukaan laut, sehingga menimbulkan gaya tekan ke atas untuk membentuk gelombang tsunami
3. Kekuatan gempa biasanya lebih dari 6,5 SR
4. Pola gempa bumi bersifat vertikal, atau pergeseran dua lempeng dengan pola naik atau turun