Tegas! Presiden Filipina Instruksikan Pembantaian Komunis: Kalian Tidak Memiliki Ideologi

- 7 Maret 2021, 21:00 WIB
Potret Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Potret Presiden Filipina Rodrigo Duterte. /Reuters/Hoang Dinh Nam/

 

BERITA DIY - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memberikan instruksi tegas dengan memerintahkan pasukan militer dan polisi untuk ‘membantai’ kaum komunis di negara tersebut.

Dia menginstruksikan pasukan bersenjata Filipina untuk ‘menghabisi’ dan ‘membunuh’ seluruh pemberontak komunis.

Kekhawatiran akan adanya gelombang baru pertumpahan darah pun muncul, setelah sebelumnya terjadi saat pemberantasan narkoba.

Baca Juga: Prediksi dan Link Live Streaming Tottenham vs Crystal Palace

Rodrigo Duterte menyampaikan perintah tersebut dalam pertemuan Pemerintah terkait penentangan komunisme.

“Saya telah memberi tahu militer dan polisi bahwa jika mereka bertempur dengan pemberontak komunis, bunuh mereka. Pastikan kalian benar-benar membunuh dan menghabisi mereka, jika masih hidup,” tuturnya, dikutip BERITA DIY dari Aljazeera, Sabtu, 6 Maret 2021.

Meski begitu, Rodrigo Duterte tetap mengingatkan agar pasukan yang menghabisi anggota komunis tersebut tetap menyerahkan jasad mereka ke keluarga masing-masing.

Baca Juga: Lho Elsa Kenapa ya? Andin Ditemukan, Elsa Pertanyakan Kenapa Andin Baik-Baik Saja? Bocoran Ikatan Cinta

”Lupakan hak asasi manusia, itu perintah saya. Saya bersedia masuk penjara, itu bukan masalah,” ujarnya.

Rodrigo Duterte menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki keraguan untuk melakukan hal-hal yang memang harus dilakukan.

Dia juga memberikan pernyataan langsung yang ditujukan kepada para pemberontak komunis di Filipina.

“Kalian semua bandit, kalian tidak memiliki ideologi. Bahkan China dan Rusia, semua kapitalis sekarang,” kata Rodrigo Duterte.

Namun pada saat yang sama, dia juga menjanjikan pekerjaan, tempat tinggal, dan penghidupan bagi pemberontak komunis yang menyerah.

Perang terhadap pemberontakan komunis di Filipina telah terjadi sejak tahun 1968, dan merupakan salah satu pemberontakan Maoisme terlama di dunia.

“Kalian telah bertempur selama 53 tahun terakhir, dan sekarang saya sudah memiliki cicit, sementara kalian masih berjuang,” ujar Rodrigo Duterte.

Berdasarkan data dari pasukan militer, pemberontakan komunis telah merenggut lebih dari 30.000 nyawa selama 53 tahun terakhir.

Sejumlah Presiden Filipina pun telah berusaha, namun gagal mencapai kesepakatan damai dengan para pemberontak.

Sementara itu, Jose Maria Sison yang menjadi pemimpin pemberontak komunis, saat ini mengasingkan diri di Belanda.

Saat mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2016, Rodrigo Duterte berjanji untuk mengakhiri pemberontakan melalui perundingan damai.

Usai menduduki jabatan tersebut, Rodrigo Duterte pun memerintahkan agar dapat berbicara langsung dengan komunis.

Tetapi akhirnya dia mendapati pasukan militer dan para pemberontak sering terlibat dalam pertemuan bersenjata.

“Kalian ingin menggulingkan Pemerintah? Kalian bahkan tidak memiliki kapal,” ucap Rodrigo Duterte.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x